Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Manajer Satria Muda, Riska Natalia Dewi mengaku sempat kecewa dengan keputusan pembatalan kompetisi bola basket Indonesia, IBL 2020.
Pasalnya, klubnya sudah mempersiapkan diri sejak jauh-jauh hari. Sejumlah protokol kesehatan juga telah diterapkan kepada para pemain Satria Muda.
Akan tetapi, alasan pembatalan IBL 2020 karena untuk mendukung pemerintah menekan kasus Covid-19 membuat dirinya coba memahaminya.
“Kalau kecewa sih ada karena kami sudah melakukan persiapan jauh-jauh hari. Saya juga melihat pemain kami semangat tinggi banget apalagi mau main basket lagi. Beberapa pemain kecewa,” kata Riksa saat dihubungi wartawan, Kamis (8/10/2020).
“Tapi kondisi ini ya kami harus bisa memahami pertimbangan ini pasti bisa ditakutkan timbul klaster baru meskipun protokol lain disiapkan kami coba memahami itu,” sambungnya.
Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah sebelumnya mengatakan pembatalan IBL 2020 ini ia putuskan setelah melakukan koordinasi internal dan Menpora Zainudin Amali.
Alasan utama pembatalan yakni mendukung program pemerintah yang tengah gencar menekan kasus Covid-19 di Indonesia.
“Persiapan sudah dilakukan, kita lihat situasi terakhir bahwa kita dukung pemerintah dengan segala upaya, kita pahami dan telah lakukan diskusi internal dan klub bahwa musmi IBL 2020 harus kita batalkan,”
“Ini keputusan terbaik karena apa pun sekarang yang kita harus lakukan untuk keselamatan dan kesehatan. Itu yang utama,” jelas Junas.
Seperti diketahui, pada akhir September lalu, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) tak memberikan izin kepada Liga 1 dan Liga 2 untuk dihelat karena kasus Covid-19 masih tinggi
Akan tetapi, PSSI masih belum memutuskan untuk membatalkan dan masih berharap kepada Polri untuk bisa mengeluarkan izin perhelatan Liga 1 dan Liga 2 pada November mendatang.