Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Keinginan Manny Pacquiao untuk menuntut hukuman mati kepada pelaku pembunuhan tragis terhadap teman pramugarinya, Christine Angelica Dacera ditolak keras.
Sebelumnya Pramugari Philippines Airlines, Christine Angelica Dacera dilaporkan meninggal dunia oleh temannya, Rommel Galida di dalam kamar hotelnya di City Garden Hotel, Makati, Filipina.
Pramugari berusia 23 tahun itu diketemukan terbujur kaku di bath up kamar mandinya dengan meninggalkan sejumlah lebam biru di tubuhnya.
Baca juga: Fakta-Fakta Kematian Pramugari di Bak Mandi, Diduga Dirudapaksa, Manny Pacquiao Gelar Sayembara
Baca juga: Tak Sudi Kalah dari Conor McGregor, Manny Pacquiao Wajib Lakukan Hal Ini
Kabar ini tak pelak membuat seorang Manny Pacquiao terkejut. Mengingat Christine Angelica Dacera ialah rekan yang ia kenal.
Tewasnya Christine Angelica Dacera diketahui setelah dirinya merayakan pesta tahun baru bersama 11 orang teman prianya.
Polist setempat mengajukan tuntutan atas meninggalnya sang pramugari cantik lewat kasus pembunuhan dan pemerkosaan.
Pacquiao pun ikut buka suara dan membantu atas meninggal rekannya itu demi bisa menegakkan keadilan.
Tak ingin kasus yang sama terulang, Manny Pacquiao yang telah lama mendorong kebangkitan hukuman mati mencoba lagi mengangkat hal tersebut kali ini.
"Hal yang paling tidak saya sukai dari semuanya adalah pemerkosaan yang berujung pembunuhan, jadi saya mendorong hukuman mati," kata Pacman, dikutip dari laman New York Post.
Meskipun demikian, keinginan Pacquiao untuk menghidupkan kembali adanya hukuman mati tak berjalan mulus.
Pihak Komisi Hak Asasi Manusia (CHR) setempat.menilai bahwa hukuman mati tidak akan menyelesaikan akar penyebab kekerasan seksual yang berujung pembunuhan di Filipina.
CHR menilai, hukuman mati tidak akan menyelesaikan akar penyebab kekerasan seksual yang berujung pembunuhan di Filipina.
Juru bicara CHR, Jacqueline Ann de Guia menyatakan memberikan pernyataan untuk menanggapi seruan Manny Pacquiao.
"Komisi menyangkal seruan untuk memberlakukan kembali hukuman mati jika terbukti bahwa kematian Christine akibat kekerasan seksual," dikutip dari ASBS CBN
"Sementara pelaku pemerkosaan dan bentuk kekerasan seksual lainnya harus dimintai pertanggungjawaban, hukuman mati tidak akan benar-benar mengatasi masalah tersebut," juru bicara CHR Jacqueline Ann de Guia mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Kurangnya akses terhadap keadilan bagi para korban kekerasan seksual dan keluarga mereka serta kebencian terhadap perempuan dan impunitas dalam masyarakat kami yang berkepanjangan adalah akar penyebab pelanggaran ini," tambah De Guia.
Pihak CHR sendiri juga melakukan peneguran terhadap kepolisian setempat yang mengancam responden atas pengaduan pemerkosaan dan pembunuhan yang diajukan oleh pihak korban.
CHR juga telah mengirim tim beranggotakan 4 orang ke kantor polisi kota Makati untuk melakukan penyelidikan paralel atas kasus Dacera, Rabu (6/1/2021).
Sejauh ini jaksa penuntut menyebutkan hasil autopsi yang mengatakan Dacera meninggal karena "aneurisma aorta pecah".
(Tribunnews.com/Giri)