"Coba monggo ditanya ke @bwf.official cara ngetest ulangnya gimana?"
"Udah sah belum? Yang ngeswab siapa? Caranya gimana?"
"Kok bisa dari 7+ menjadi 7- padahal katanya trusted banget hasil test awalnya."
"Ini gara-gara satu orang asing yang positif (katanya) satu pesawat bareng, tiba-tiba semua tim nggak boleh main, karantina mandiri," beber Agnes.
Pada curhatan selanjutnya, Agnes menyayangkan kenapa federasi tidak meminta semua pemain All England 2021 melakukan karantina sebelum pertandingan.
"Udah tahu aturan negaranya lagi aneh-aneh gara-gara mutasi Covid-19. Kenapa nggak pada disuruh karantina dulu sebelum pertandingan di sana," tulisnya.
Kemudian, Agnes menyoroti sejumlah fakta kurang menyenangkan terkait penyelenggaraan All England 2019.
Pihak penyelenggara meminta para pemain harus selalu di kamar, tapi tidak diberikan makanan.
Kata Agnes, para atlet hanya diberikan sarapan, sedangkan untuk makan siang dan malam boleh memesan di hotel, tapi tim harus membayar sendiri.
Beruntung, lanjut ibu dua anak itu, atlet Indonesia membawa rice cooker, mie instan, hingga uang saku.
"Masa iya pas datang ke sana udah nggak boleh ke mana-mana harus di kamar aja, makanan aja nggak dikasih?"
"Makan siang dan malem boleh pesen ke hotel tapi berbayar sendiri."
"Untungnya atlet Indo pada bawa rice cooker, Indomie, etc. Pada bawa sangu. Kasian ya," ungkap Agnes.
Selanjutnya, Agnes membandingkan penyelenggaraan All England 2021 dengan Thailand Open yang digelar beberapa waktu lalu.