Dikutip dari Global Sports Archieve, Poul-Erik Hoyer Larsen mengalahkan nama-nama tangguh tunggal putra dunia untuk menggondol medali emas Olimpiade 1996.
Tercatat ia mengalahkan Alan Budikusuma, Hariyanto Arbi, dan Dong Jiong untuk jadi yang terbaik.
Poul-Erik Hoyer Larsen sendiri ikut ambil bagian dalam 3 gelaran Olimpiade.
Olimpiade 1992, 1996 dan 2000 menjadi saksi pendahulu Viktor Axelsen ini.
Kariernya di belakang meja pun tak kalah mentereng.
Jabatan pertama Poul-Erik Hoyer Larsen adalah Anggota Dewan Organisasi Pemain Denmark pada tahun 1989-1996.
Setalah itu, ia dipercaya menjadi Anggota Dewan Organisasi Pemain Internasional di tahun 1991-1997.
Capaian tertingginya tentu saja saat berhasil menduduki kursi Presiden BWF pada 2013 lalu.
Kini, ia barangkali menghadapi ujian terberat dalam kariernya sebagai pemangku kebijakan.
Adanya pandemi Covid-19 membuat BWF kelimpungan mengakomodasi kepentingan dari berbagai pihak.
Di satu sisi, mereka tak boleh abai tentang regulasi Corona yang ada di negara tuan rumah gelaran badminton.
Di sisi lain, BWF tentu tak boleh mengabaikan kepentingan dan keselamatan para pebulu tangkis dari seluruh dunia.
Para pecinta bulu tangkis di Indonesia hanya bisa menunggu keputusan seperti apa yang akan diambil BWF menyikapi kisruh di All England 2021 ini.
Berita terkait All England 2021
(Tribunnews.com/Guruh, Larasati Dyah Utami)