Adapun, balapan MotoGP Qatar berlangsung dalam kondisi yang relatif normal. Ditambah persaingan yang begitu ketat, tidak mudah bagi Pedro Acosta untuk menang.
Meski tidak mampu menjelaskan kunci kemenangannya, Pedro Acosta mengaku sudah mendapat firasat bahwa dia punya kans untuk menang.
"Kemarin saya melihat semuanya dengan sedikit gelap karena penalti tetapi pagi ini saya memberi tahu asisten saya bahwa kami bisa melakukannya," ujar Pedro Acosta.
Baca Juga: Buntut Baku Hantam dengan Pembalap Indonesian Racing di Moto3 Doha, Pembalap Petronas Minta Maaf
"Dengan ritme [yang saya miliki] ini, saya pikir saya bisa berada di dalam grup dan akhirnya kami berhasil. Saya hanya bisa berterima kasih kepada keluarga, asisten, dan tim," imbuhnya.
Sudah Jadi Juara Sejak Muda
Pedro Acosta lahir pada 25 Mei 2004 di Murcia, Spanyol.
Darah pembalap didapat Pedro Acosta dari ayahnya yang merupakan mantan pembalap motor sebelum beralih profesi menjadi nelayan.
Mengidolakan sosok Kevin Schwantz dan Casey Stoner, Pedro Acosta mulai menapaki jalur juara sejak usia muda.
Baca Juga: Kewalahan Hadapi Motor yang Kuat, Rossi: Anda Berada di Urutan Ke-15 dalam 10 Detik
Karier anak bungsu dari tiga bersaudara tersebut makin menanjak setelah menjadi kampiun ajang Pra-Moto3 di Spanyol pada 2017.
Tahun berikutnya, Pedro Acosta mengikuti kejuaraan dunia junior CEV Moto3 sebelum menambah jam terbangnya dengan tampil pada ajang Red Bull Rookies Cup.
Tiket tampil pada kejuaraan grand prix pun didapat Pedro Acosta setelah menjuarai Red Bull Rookies Cup dan finis di peringkat tiga pada CEV Moto3.
Pedro Acosta tidak butuh waktu lama untuk menunjukkan sinarnya.