News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bulutangkis

Jelang Olimpiade Tokyo 2020, 4 Pebulutangkis Indonesia Dapat Rapor Merah

Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Indonesia mengirim tujuh pebulutangkis di ajang Olimpiade Tokyo. Empat di antaranya mendapat rapor merah dari PBSI.

TRIBUNNEWS.COM - Indonesia mendapat kabar kurang menyenangkan jelang digelarnya Olimpiade Tokyo 2020.

Beberapa peblutangkis yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo mendapat rapor merah dari PBSI.

Hal itu mengacu pada hasil simulasi yang digelar PBSI guna mempersiapkan diri ke Olimpiade Tokyo.

Dari tujuh wakil atlet yang bertanding, tercatat hanya tiga yang berhasil meraih kemenangan.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PP PBSI, Rionny Mainaky saat melihat pemainnya berlatih di Lapangan Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Timur, Selasa (20/4/2021). (Dok: Humas PBSI)

Baca juga: Tak Lagi Menggebu soal Gelar, Chen Long Ungkap Tujuan Utamanya di Dunia Bulutangkis

Mereka adalah Jonatan Christie, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.

Adapun empat wakil Indonesia yang mengalami kekalahan adalah Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Rionny Mainaky, pun mengevaluasi keempat pemain yang gagal meraih kemenangan di simulasi Olimpiade Tokyo 2020.

Rionny yang kebetulan juga menangani sektor tunggal putri, menyebut bahwa Gregoria Mariska belum mendapatkan feeling bertanding.

Baca juga: Ini Penyebab Carolina Marin Tidak Jadi Ikut Olimpiade Tokyo 2020

"Gregoria mengaku belum lepas bermainnya," ungkap RIonny Mainaky dikutip dari laman Badminton Indonesia.

"Di gim kedua memang ia sudah mulai dapat polanya."

"Tapi dirasa belum memuaskan,"

"Di gim ketiga dia menurunkan speed, ya mungkin dia merasa lawan bisa dia atasi."

Gregoria Mariska Tunjung (badmintonindonesia.org)

Namun, karena hal itulah ia malah keteteran.

"Tapi karena pemain muda ternyata speed dan semangatnya masih ada," ujar Rionny Mainaky."

"Jadi malah balik lagi dan tidak lepas lagi mainnya. Ada rasa ragu-ragu," lanjutnya.

Rionny tak ketinggalan membahas kelemahan tunggal putra andalan Anthony Sinisuka Ginting.

Menurutnya, Ginting belum mampu menjaga konsistensi permainan dengan baik.

Tunggal Indonesia Anthony Sinisuka Ginting berhasi keluar sebagai juara Indonesia Masters 2020 setelah memenangkan pertandingan melawan wakil Denmar Viktor Antonsen, di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (19/1/2020). Anthony Sinisuka Ginting menang melawan Viktor Antonsen melalui rubber game dengan skor 17-21, 21-15, 21-9. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

"Untuk Ginting startnya bagus tapi kurang menjaga," ucap Rionny Mainaky.

"Jadi turun kondisinya di gim ketiga."

"Saya lihat tidak hanya di simulasi tapi di turnamen-turnamen sebelumnya," pungkasnya.

Tak berhenti disitu, eks pelatih kepala Jepang tersebut mengomentari kekalahan Praveen/Melati dan Ahsan/Hendra.

Khusus untuk Praveen/Melati, Rionny mengaku hal tersebut sangat wajar mengingat Praveen memang belum pulih seratus persen dari cedera yang dialaminya.

"Jordan/Melati tampil hanya 50 persen karena Jordan ada sakit dan geraknya jadi tidak leluasa, semoga bisa segera pulih," kata Rionny.

"Ahsan/Hendra sudah bagus tapi lawannya memang seimbang," tandas saudara Rexy Mainaky ini.

Berita terkait bulutangkis lainnya

(Tribunnews.com/Guruh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini