TRIBUNNEWS.COM - Gelaran Olimpiade Tokyo 2020 menjadi saksi perjuangan wanita lifter Indonesia, Windy Cantika mengharumkan nama negaranya.
Windy Cantika sukses mempersembahkan medali perunggu dari ajang angkat besi nomor 49 kg putri.
Raihan medali dari Windy Cantika ini menjadi perolehan medali pertama bagi kontingen Indonesia.
Ada cerita mengharukan di balik keberhasilan Windy Cantika tersebut.
Perjuangan Windy berbalut doa dan airmata dari sang ibunda, Siti Aisah.
Baca juga: Indonesia Melesat ke Lima Besar Klasemen Medali Berkat Perunggu dari Remaja 19 Tahun
Dia tak dapat menahan air mata saat menyaksikan putrinya Windy Cantika meraih sukses di Olimpaide 2020 Tokyo.
Siti Aisah terkenang perjuangan Windy yang bahkan harus bertarung melawan Covid-19 yang sempat memapari tubuhnya.
"Semua itu terjadi karena teringat begitu beratnya perjuangan Cantika. Bukan hanya menghadapi lawan-lawannya lifter kelas dunia tetapi semangatnya yang sangat tinggi untuk bisa meraih prestasi. Padahal, Cantika itu sempat positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri selama sebulan di hotel. Kalau tidak salah kejadian itu pada bulan Desember 2020," kata Siti Aisah, dikutip dari laman kemenpora.
Sang ibunda juga sedikit berkisah soal latihan Windy.
Dia kembali teringat dengan barbel dari semen yang pernah jadi alat latihan Cantika saat masih kecil.
"Cantika memang pernah menanyakan tentang barbel semen itu kok masih ada. Ya, itu barbel dari semen akan tetap saya simpan sebagai kenangan," kata Siti Aisah.
Baca juga: Rekap Hasil Wakil Indonesia di Bulutangkis Olimpiade, Ganda Putra Perkasa, Ganda Campuran Waspada
Tangis Haru dan Bahagia
Kendati sekadar menyaksikan lewat layar kaca, Siti Aisah turut mengantar perjalanan kesuksesan Windy melalui untaian doa yang dilafalkannya dari rumah.
Saat Cantika dinyatakan meraih perunggu di kelas 49 kg putri, Siti Aisah mengaku meneteskan air mata bersama keluarganya.