Greyap tiba-tiba bermetamorfosis menjadi “seniman”. Penonton dan lapangan kemudian menjadi momen upacara bersama, di mana sarkasme kalah menang, takluk di bawah “daulat” upacara bersama.
Dan Greysia Polii-Apriyani Rahayu adalah dewi filsuf yang saling mengasah dirinya, mentransformasikan segala yang terjadi di lapangan demi memperkaya filsafat kearifan yang bersemayam dalam diri.
Sikap inilah yang sebenarnya dibutuhkan oleh para alet bulutangkis dunia yang berada di posisi unggulan rangking atas dunia.
Thanks Greyap melanjutkan tradisi emas dari Land of Badminton Legend. (*)