TRIBUNNEWS.COM, TOKYO- Perjuangan untuk meraih medali emas olimpiade dilalui oleh Apriyani Rahayu dengan tidak mudah. Ada jalan panjang yang dia tempuh. Namun dia menjalaninya dengan semangat pantang menyerah.
Lagu kebangsaan Indonesia Raya akhirnya berkumandang di Olimpiade Tokyo 2020 setelah Apri bersama pasangan ganda putrinya, Greysia Polii meraih medali emas.
Mereka meraih medali emas setelah menaklukkan wakil China, Chen Qing Chen/Jia Yi Fan Senin (2/8) siang. Greys/Apri menang dua gim langsung 21-19, 21-15.
Itu adalah prestasi dari pebulu tangkis ganda putri yang meraih prestasi terbaik sepanjang olimpiade. Ini adalah sejarah, ada ada ganda putri Indonesia yang merebut medali olimpiade dan medali itu adalah emas.
Ada kisah panjang yang Apri alami untuk bisa mencapai prestasi ini.
Satu hal yang membentuk karakter Apri adalah didikan dari kedua orang tuanya.
Orang tuanya mendidik Apri untuk menjadi orang yang kuat dan tidak gampang menyerah. Dia terus mendukung keinginan Apri untuk menekuni bulu tangkis, tapi juga membentuk karakter Apri sehingga bisa kuat mental.
Pemain yang juga biasa disapa Ani itu pernah mengalami masa-masa kecil berjualan sayur keliling kampung. Dia menjualnya untuk bisa mendapatkan tambahan uang jajan.
Di rumahnya, Apri biasa memanggil ibu sama bapaknya dengan sebutan Omande sama Opande.
(Almarhumah) Omande pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan Opande pekerjaannya PNS. Tapi sebagian waktunya dia juga bertani.
Apri mengaku pernah berjualan sayur demi mendapatkan tambahan uang jajan. Untuk bisa mendapatkan raket bulu tangkis dan ikut kejuaraan tingkat lokal di Kendari, orang tuanya pernah menggadaikan perhiasan.
"Gadai perhiasan memang betul. Waktu itu saya ingat banget Saya masih kecil deh. Jadi di depan rumah itu kan halamannya lumayan besar. Tetangga saya itu laki-laki. Nah dia juga senang bulu tangkis," kata Apri dalam wawancara di kanal Youtube Indosportdotcom.
"Karena Saya nggak ada raket. Saya pakai raket dari kayu. Dibuatin sama Opande. Dibuat dari kayu. Di situ main aja berdua sama anak cowok itu," kata Ani.
"Kok nya juga kok yang sudah rusak banget. Kita main, main, main.. Tak tuk, tak tuk,tak tuk. Gitu! Enak aja. Sampe sore sampai keringat sudah itu mandi. Kayak gitu. Jadi nggak mikir sampai ke sini," katanya.