Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Atlet para tenis meja Indonesia, Dian David Michael Jacobs mempersembahkan sebuah medali perunggu bagi Indonesia dari ajang Paralimpiade Tokyo 2020.
David membawa pulang medali perunggu pada nomor perorangan putra kelas TT 10 (klasifikasi bagi atlet dengan tingkat disabilitas paling ringan).
Perolehan ini menjadi sebuah kejutan, lantaran target medali para tenis meja diharapkan datang dari nomor ganda putra.
Bagi David, perolehan medali perunggu darinya ini merupakan hasil yang didapat atas latihan serta kerja keras selama satu tahun menuju Paralimpiade Tokyo.
"Apa yang telah kita lakukan latihan selama kurang lebih hampir satu tahun ini, bisa kita tunjukkan di Paralimpiade Tokyo ini," ujar David saat berbincang dengan Tribunnews.com via aplikasi Zoom Meeting, Rabu (1/9/2021).
David Jacobs mengakui keunggulan perwakilan Perancis, Mateo Boheas yang mengalahkannya di partai semifinal.
Boheas menang atas David dengan skor 2-3 (9-11, 8-11, 11-3, 11-5 dan 8-11) di babak semifinal para tenis meja.
"Memang pada saat itu Perancis bermain lebih baik dari saya dan bisa memenangkan pertandingan," ucap David.
Namun David mengaku bersyukur atas raihan medali perunggu yang diperolehnya.
Di balik perolehan medali perunggu tersebut, ada lika-liku perjalanan serta laga sengit yang harus dilewati David.
Sebelum memasuki partai semifinal, David terlebih dulu melawan wakil China, Lian Hao di babak perempat final.
Pertemuan dengan Lian Hao, diakui David sangat menguras fisik, tenaga, juga pikiran.
"(Melawan Lian Hao) sangat menguras fisik, tenaga, pikiran, semuanya itu. Dan beberapa jam kemudian saya harus bermain lagi di semifinal," ujar David.
Bukan sekali ini saja David bertemu Lian Hao, sudah beberapa kali.
"Kita memang sudah sering ketemu dan saling mengalahkan satu sama lain. Beberapa kali saya menang, beberapa kali dia juga menang," tutur David.
Laga sengit yang sangat ketat untuk bisa menaklukkan Lian Hao harus dijalani oleh David, hingga akhirnya menang secara dramatis dengan skor 3-2 atas wakil China tersebut.
"Kemarin itu, pada saat skor dua sama, saya di set terakhir selalu tertinggal. Bahkan pemain China ini sampai beberapa kali mendapatkan match point, dan akhirnya saya bisa menyamakan kedudukan dan bisa menang secara dramatis di set terakhir," tutur David.
"Itu saja yang bikin kejutan. Dan beruntung bisa masuk semi final dan mendapatkan medali perunggu," sambung dia.