TRIBUNNEWS.COM - Kepala pelatih sektor ganda campuran Richard Mainaky mengumumkan pensiun.
Richard Mainaky akan pensiun pada 27 September 2021 mendatang.
Pelatih asal Manado tersebut telah mengabdi selama 26 tahun di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur.
Keputusan pensiun Richard Mainaky diumumkan di laman resmi PBSI pada Senin (13/9/2021).
Melansir laman resmi PBSI, Richard Mainaky mengungkap alasan utamanya pensiun adalah faktor keluarga.
"Yang menjadi dasar utama itu keluarga ya, karena jujur selama 26 tahun itu, waktu untuk keluarga sangat terbatas sekali. Jadi kalau mau cerita selama ini saya jam lima pagi sudah harus berangkat ke pelatnas, pulang jam 6 sore," jelas Richard dalam pernyataan resmi PBSI pada Senin (13/9/2021).
"Kumpul sama keluarga paling Sabtu dan Minggu. Itu akhirnya yang membuat saya berkeinginan kuat untuk pensiun dari PBSI juga karena keluarga saya ingin pulang ke Manado. Jadi saya harus mengalah."
Baca juga: Ada Jojo hingga Minions, Rionny Mainaky Ungkap Alasan Turunkan Skuat Bintang di Piala Sudirman 2021
Baca juga: Skuat Indonesia di Piala Sudirman 2021: Ada Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Berikut Daftar Lengkapnya
Richard mengatakan, pihak keluarganya tidak banyak menuntut, dirinya hanya ingin menghabiskan waktu bersama keluarga di Manado.
"Tapi sebenarnya dari pihak keluarga tidak banyak menuntut, hanya kami sudah membangun sebuah rumah dan restoran di Manado hasil dari melatih ini. Saya melihat istri dan anak lebih enjoy di sana. Jadi saya putuskan, saya harus pensiun dan pindah ke Manado," ungkapnya.
Kabar Richard akan pensiun sempat beberapa kali terdengar.
Satu diantaranya setelah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir berhasil meraih medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro pada 2016.
Pelatih berusia 56 tahun tersebut menjelaskan alasannya bertahan adalah ingin mempertahankan medali emas di sektor ganda campuran di Olimpiade 2020.
"Di Olimpiade 2012 itu kan Owi/Butet (Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir) hanya sampai semifinal, lalu di Olimpiade Rio 2016 mereka bisa meraih medali emas dan mengembalikan tradisi. Di situ saya berpikir empat tahun kemudian atau Olimpiade Tokyo 2020 bisa mempertahankan medali emas tersebut," kata Richard.
Richard menambahkan, nomor ganda campuran dulu sempat dipandang sebelah mata, namun dirinya memiliki motivasi dan tekad kuat untuk mengubah keadaan.