Namun saat ini MotoGP 2021 menyisakan empat balapan lagi. Terlebih, selisih margin perolehan poin Bagnaia dengan rider berjuluk El Diablo ini mulai terkikis.
Oleh karena itu, persaingan yang memasuki masa krusial membuat Ducati mengubah taktik mereka.
Pabrikan Italia ini memintauntuk Bagnaia tak memberikan peluang untuk Fabio Quartararo 'bernafas' dalam setiap balapannya.
Cara khususnya adalah, Bagnaia diminta untuk selalu mendapatkan front row pada sesi kualifikasi atau bahkan pole position.
Sehingga, sejak menit awal, anak didik Valentino Rossi ini bisa tancap gas memimpin balapan atau setidaknya terus memberikan tekanan kepada El Diablo.
"Saya tahu Fabio Quartararo memimpin 48 poin, dan itu saya pikir membuatnya nyaman," terang Paolo Ciabatti, seperti yang dikutip dari laman Motosan.
"Naun ini adaah balapan yang sulit diprediksi. Semua kemungkinan beisa saja tersaji."
"Fakta bahwa Ducati sudah bisa bersaing di semua lintasan perlu menjadi catatan kecil."
Apa yang diungkapkan oleh Ciabatti buan sebatas psywar saja.
Desmosedici mengalami evolusi yang signifikan. Tak hanya garang di lintasan lurus, namun si merah Ducati ini juga ramah untuk trek-trek yang memiliki spesifikasi dengan Yamaha.
Ducati nampaknya tak ingin melewatkan kesempatan ini untuk mengulang catatan musim 2007 kala mereka menjuarai MotoGP bersama Casey Soner.
Maklum saja, saat Andrea Dovizioso masih menggawangi Ducati, rider Italia tersebut spesialis menjadi runner-up.
Ia kalah digdaya dengan embalap Repsol Honda, Marc Marquez. Teatnya terjadi dari musim 2016 hingga 2019.
Oleh karena itu, Ciabatti meminta khusus bagi Francesco Bagnaia untuk terus mencecar Fabio Quartararo atau memimpin jalannya perlombaan di setiap race sisa.