TRIBUNNEWS.COM - Kabar kurang sedap menghampiri dunia keolahragaan Indonesia.
Indonesia diketahui harus menerima sanksi dari Badan Anti Doping Dunia atau WADA.
Salah satu sanksi yang didapat Indonesia adalah tidak berhak menjadi tuan rumah kejuaraan tingkat benua atau dunia, sebagaimana dikutip dari laman resmi WADA.
Sanksi itu berlaku setidaknya selama satu tahun.
Hal itu disebabkan Indonesia tidak sesuai dalam menerapkan program pengujian yang efektif.
WADA lantas memberikan 'stempel' tidak patuh pada Indonesia.
Baca juga: Jadwal Siaran Langsung Thomas dan Uber Cup 2021: Laga Perdana Penyisihan Grup Mulai Besok Live TVRI
Baca juga: Bedah Peluang Srikandi Indonesia di Piala Uber 2021: Jepang Melemah, Greysia/Apriyani Jadi Tumpuan
Sanksi tersebut lantas menimbulkan tanda tanya terkait event bulutangkis yang akan diselenggarakan di Bali pada November hingga Desember 2021 mendatang.
Diketahui, Indonesia mendapat kepercayaan menggelar tiga event bulutangkis dunia, yakni Indonesia Open 2021, Indonesia Masters 2021 dan BWF World Tour Finals.
Kegalauan para badminton lovers mendapat jawaban dari Kabid Hubungan Luar Negeri PBSI, Bambang Roedyanto.
Bambang menyatakan turnamen Indonesia Open 2021 dkk masih bisa dilaksanakan di Bali pada November hingga Desember mendatang.
Alasannya, event tersebut sudah diagendakan jauh-jauh hari oleh BWF.
Selain itu, Indonesia juga sudah berkoordinasi dengan BWF terkait kelanjutan penyelenggaraan Indonesia Open 2021 dkk.
"Turnamen di Bali nanti dipastikan tidak ada masalah," ungkap Bambang dikutip dari Twitter Badminton Indonesia.
"Bisa berlangsung sesuai jadwal. Tiga turnamen bulutangkis internasional itu tetap bisa digelar."
Baca juga: Piala Thomas dan Uber - Hari Kedua di Aarhus, Kevin Sanjaya Cs Lakukan Latihan Ringan
Baca juga: Makna Thomas & Uber Cup 2021 - Panggung Kesempatan Indonesia Obati Luka Kegagalan di Piala Sudirman
"Dari pihak BWF tidak ada masalah, bisa jalan terus."
"Karena kejuaraan tersebut sudah lama dijadwalkan oleh BWF," sambungnya.
Selain masalah itu, sosok yang akrab disapa Rudy ini belum berani berkomentar banyak.
Ia masih menunggu pernyataan dari pemerintah terlebih dahulu.
Selain itu, pihak PBSI juga terus berkoordinasi untuk arahan yang lebih lanjut.
Maka dari itu, Rudy belum berani berkomentar terkait apakah nama Indonesia akan tertera di Piala Thomas 2021, Piala Uber 2021 mendatang.
"Kami menunggu arahan dan menanti bagaimana sikap pemerintah Indonesia menyikapi masalah ini," ujar Rudy.
"Saya mewakili PBSI belum bisa berkomentar banyak dan menunggu pernyataan pemerintah terlebih dahulu," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Guruh)