Laporan wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alysa Mellynar memulai debut SEA Games Vietnam 2022 pertamanya dengan sempurna.
Mahasiswi Universitas Airlangga itu berhasil mempersembahkan medali emas bagi Indonesia pada nomor tanding Taolu Taijiquan Putri.
Alys sapaan akrabnya, kerap merasa tak percaya diri dengan kemampuan dirinya, bahkan puncaknya pada tahun 2016 ia sempat memutuskan untuk berhenti dari olahraga Wushu.
"Saya sebenarnya pernah ingin berhenti di Wushu dan keluar dari Wushu itu di tahun 2016, eh tapi malah kepanggil ikut Pelatda (Pelatihan Daerah)," ujar Atlet asal Surabaya, Jawa Timur itu.
Pasca mengikuti Pelatda, Alys justru makin giat berlatih hingga puncaknya ia menyabet medali emas pada PON XX Papua, beberapa waktu lalu.
Ia menilai, kesusksesan dan kemampuannya saat ini tak terlepas dari jerih payah pelatihnya saat menjadi atlet daerah di Jawa Timur.
"Jadi semenjak di Pelatda, orang-orang yang tergabung dalam Pelatda ini ngeyakinin saya, mereka bilang kalau saya benar-benar niat, saya punya potensi," ucap mahasiswi jurusan Pengobatan Tradisional itu.
Alys mengatakan medali emas yang berhasil diraih ia persembahkan untuk kedua orang tua dan pelatihnya semasa di Pelatda Jawa Timur.
Ia juga mengaku mendapat dukungan penuh dari keluarga, rekan seperguruannya, sampai pihak kampus tempatnya bernaung saat ini.
"Saya selalu menghargai setiap dukungan dari mereka, karena mereka senantiasa untuk ngedukung saya atau support saya walaupun tidak diminta, tapi mereka selalu ada untuk saya," ucap Alys.
Kendati demikian, hasil tersebut menjadi motivasi untuknya agar semakin giat berlatih dan tak cepat merasa puas atas pencapaian yang telah ia dapatkan.
"Kemarin pas Sea Games turun di dua nomor, tangan kosong dan pedang, tapi di nomor pedang sempat goyang, jadi di pertandingan-pertandingan berikutnya saya akan berusaha menaikkan level kemampuan saya," ucar Mahasiswi Jurusan Pengobatan Tradisional, Universitas Airlangga itu.
Sekadar informasi, Alysa Mellynar mempersembahkan medali emas untuk Indonesia setelah berhasil meraih poin tertinggi dalam cabor Wushu nomor Taolu Taijiquan Putri.
Perempuan kelahiran Surabaya, 25 Oktober 2001 ini mulai menggeluti olahraga Wushu saat berusia 12 tahun.
Kakak sepupunya lah yang mengenalkan seni beladiri asal negeri panda, Cina tersebut.
"Mulai kenal dengan wushu itu tahun 2012, waktu itu diajak sama kakak sepupu, kebetulan saya nggak ada kegiatan apa-apa, dan diajak coba lihat Wushu dulu," ujar Alys kepada Tribunnews.com.
Permulaan Alysa dalam perlombaan Wushu tingkat nasional dimulai pada tahun 2015, pada tahun itu ia mulai rutin mengikuti Kejuaraan Nasional.
"Kalau tingkat nasional itu, saya mulai ikut Kejurnas-kejurnas itu tahun 2015," ucap Alys.
Tak sampai disitu, Alysa pernah menyabet medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Papua beberapa waktu lalu.
PON XX Papua merupakan kejuaraan PON pertama bagi Alysa, meski sempat tak yakin dengan performanya, Alys sukses mendulang emas bagi Provinsi Jawa Timur.
Alysa mengaku, beberapa hari sebelum PON berlangsung, kakinya sempat cidera pada bagian pergelangan kakinya, kendati demikian ia tetap menampilkan performa terbaiknya.
"Sempat nggak yakin sih, karena beberapa hari sebelum PON itu kaki cidera ankle, tapi Alhamdulillah masih bisa dapat emas," tutur Alys.
Pada perlombaan internasionalnya, Alys merasa takjub dengan pencapaian yang telah ia lalui walaupun mulanya sempat tak percaya diri.
Alys tercatat sudah mengikuti tiga perlombaan tingkat Internasional, Malaysia Open pada tahun 2017, Kejuaraan Dunia Thaici Bulgaria tahun 2018, dan yang terbaru SEA Games Vietnam.
"Yang paling berkesan itu pas kejuaraan dunia di Bulgaria, karena itu saya masih junior dan itu perlombaan internasional resmi pertama saya," ujar Alysa.
Dalam SEA Games Vietnam lalu, Alysa turun pada dua nomor pertandingan, yakni tangan kosong dan pedang, namun Alysa harus mengecap kekecewaan pada nomor pertandingan pedang. (M39)