Di tambah lagi pengembangan RC213V tak berjalan seperti yang didambakan Marquez.
Keterpurukan Honda jelas menjadi nasib tragis bagi mereka. Terhitung sejak digawangi Casey Stoner (2011) dan berpindah ke Marquez (2013-sekarang), Honda telah menggaransi tujuh gelar juara dunia.
"Sekarang kondisinya berbeda. Pilihannya hanya ada dua, hasil yang realistis atau kondisi yang lebih buruk jika memaksa untuk nge-push habis-habisan," terang Marc Marquez, dikutip dari laman Speedweek.
Pemilik delapan gelar juara dunia itu mengaku kaget dengan kondisi dan masalah pelik yang mendera timnya.
Apalagi dia harus melakuakn 'reset' gaya balapn demi mencocokan denga the new RC213V.
"Tahun ini saya sering finis di posisi lima, enam, atau bahkan empat. Jujur saja, tiga tahun lalu situasi ini tak terpikirkan sama sekali, situasi ini membuatku terkejut," terang pemilik nomor #93 ini.
"Sekarang kondisinya makin sulit, jika memaksa untuk lebih cepat, kenyataannya kami tidak memiliki apa yang dibutuhkan," ucap Marquez.
Baginya, Honda hanya bisa menerima kondisi yang tengah bergolak akibat penurunan performa.
Belum lagi, ide untuk penyempurnaan kuda besi miliknya sudah mendek karena menemui jalan buntu.
(Tribunnews.com/Giri)