Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim Kontingen Indonesia menempati peringkat ketiga pada SEA Games 2021 Vietnam.
Indonesia di ajang tersebut mendapatkan 69 medali emas, 92 medali perak, dan 80 medali perunggu.
Kesuksesan tim Indonesia di SEA Games kali ini dibanding SEA Games 2019 yang kala itu berada di peringkat keempat tak terlepas dari hadirnya program Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali berharap raihan ini tetap jadi acuan tampil lebih baik lagi di SEA Games Kamboja dan Asian Games Hangzhou 2023.
Akan tetapi yang terpenting menurutnya, akan lebih banyak atlet Indonesia yang tampil pada Olimpiade 2024 Paris.
“Di 2023 nanti ada SEA Games Kamboja dan Asian Games di Tiongkok. Kita berharap ini akan menjadi satu rangkaian yang akan kita persiapkan sesuai DBON yang menjadi pijakan untuk pembinaan prestasi," kata Menpora Amali.
“Kita berusaha supaya ini menjadi ajang untuk kita mempersiapkan diri supaya sebanyak mungkin atlet kita yang lolos kualifikasi olimpiade Paris 2024,” sambungnya
Menpora Amali kerap menegaskan bahwa di dalam DBON, SEA Games dan Asian Games hanya merupakan sasaran antara, sedangkan sasaran utama Indonesia adalah olimpiade, yang terdekat adalah Olimpiade Paris 2024 mendatang.
Menurut Menpora Amali, harapan masyarakat dan Bapak Presiden agar Indonesia memperbaiki peringkat dari SEA Games 2019 Filipina telah dijawab oleh kontingen Indonesia yang dikirim ke SEA Games 2021 Vietnam
“Dengan komposisi atlet yang lebih sedikit dari saat ke SEA Games Filipina yang mencapai 841 dan di Vietnam ini hanya setengahnya yakni 499 atlet tetapi dengan raihan prestasi berada di peringkat ke-3,” ujarnya.
Lebih lanjut, Menpora mengatakan SEA Games 2021 menjadi ajang mengimplementasikan paradigma baru di dalam pengiriman atlet.
Indonesia tidak bangga dengan sebanyak atlet yang dikirim tetapi harus dengan dasar kualitas dan benar-benar terseleksi oleh tim review.
“Kedepan kita akan semakin ketatkan lagi dengan parameter-parameter yang lebih ketat, sehingga kesiapan kita sesuai DBON targetnya adalah olimpiade,” tegas Menpora.
Terkait komposisi atlet yang dikirimkan Menpora Amali menyampaikan 60 % atlet muda dan 40 % atlet senior. Hal itu sebagai upaya mempersiapkan atlet pelapis.
“Memang pembinaan kita terstruktur dan jangka panjang dimana atlet pelapis telah dipersiapkan sedini mungkin,” kata Menpora.
“Dalam DBON ini menjadi panduan pembinaan termasuk dalam pengiriman atlet sesuai rekomendasi tim review Kemenpora. Dan sport science menjadi pendamping utama. Jadi atlet yang tidak siap tentu tidak kita kirim. Kedepan akan ada pengetatan fisik baik kebugarannya, cederanya dan sebagainya,” pungkasnya.