Kejadian-kejadian yang menimpa Mariia/Yelyzaveta tentu membuat performanya dalam bertanding. Keduanya harus menyeimbangkan kondii fisik dan psikis pribadinya.
February 2022, menjadi titik balik dimana Mariia/Yelyzaveta menerima kenyataan bahwa kehidupan normal yang sebelumnya ia jalankan harus terhenti seketika.
"Tentu sangat sulit untuk tetap fokus di badminton. Ada satu titik di Februari ketika kehidupan kami terhenti tiba-tiba karena perang. Saat itu kami tidak memikirkan masa depan tapi bagaimana caranya terhindar dari serangan bom," ungkap Yelyzaveta dihadapan awak media.
Mariia/Yelyzaveta bukan tak ingin untuk kembali ke Ukraina dan segera berlatih dan fokus ke bulutangkis di tanah air tercintanya, Ukraina.
"Sekarang kami hanya fokus kepada badminton. Saya berharap bisa kembali ke Ukraina, tapi jika tetap di sana kami akan sulit untuk fokus di badminton," ujar Yelyzaveta.
Sementara itu, Mariia Stoliarenko yang masih berusia 18 tahun dan baru lulus Sekolah Menengah Atas, kini harus terhenti saat menjalani kuliah.
"Saya sudah selesai sekolah. Saat ini di tahun pertama kuliah. Tapi sejak perang, kuliah sudah sulit lagi, saat ini kuliah pakai online. Nanti di bulan September saya harus tunggu kabar lagi," ujar Mariia.
Tak ada harapan lain yang disebut oleh Mariia/Yelyzaveta. Mereka hanya ingin kembali ke Ukraina, dan segala bentuk agresi atau invasi segera usai di negaranya.
Terlebih, Mariia Stoliarenko dan Yelyzaveta Zharka kini hanya tinggal berdua, keluarga dan kerabatnya saat ini masih tinggal di Ukraina.
"Kami berharap bisa kembali ke Ukraina, siapa yang tahu kondisi akan separah kami. Kami berharap kemerdekaan untuk negara kami. Saat ini kami sendirian, keluarga kami di Ukraina," ungkap Yelyzaveta. (M39)