Namun juga tidak bisa mengesampingkan konsistensi yang ditunjukkan Aleix Espargaro.

Bermodal statusnya sebagai runner-up sementara di tabel klasemen MotoGP 2022, plus lima podium dan satu kemenangan membuat saudara Pol Espargaro ini 'haram' dipandang sepele.

Penampilan apik pembalap Spanyol itu menjadi alasan utamanya bisa memenangkan seri ke-10 MotoGP 2022 ini.

Apalagi motivasi belipat untuk kembali mengukir sejarah bagi Aprilia.

Pabrikan asal Italia itu sejak musim 2002 tidak pernah menempatkan ridernya naik podium saat mengaspal di Sachsenring.

Prestasi terbaik pembalap Aprilia, ialah finis di P7 pada MotoGP Jerman 2021. Dan hasil tersebut diberikan oleh Aleix.

"Saya sangat terinspirasi untuk meraih kemenangan di Sachsenring, saya ingin balapan yang baik di sana," terang Aleix Espargaro, dikutip dari laman Mowmag.

Alasan keduanya ialah untuk menutupi perasaan malunya.

Yap, Aleix Espargaro akan selalu mengingat blunder selebrasi yang terjadi di GP Catalunya beberapa waktu lalu. Peristiwa itu membuat Espargaro merasa marah, malu dan bahkan susah tidur.

Aleix memang tampil apik saat balapan di Catalunya.

Namun sayangnya, pembalap 32 tahun itu salah menghitung jumlah lap yang sudah dia lalui.

Selain itu, dia juga kesulitan melihat pitboard dari timnya karena posisinya yang berada di urutan pertama dari tikungan terakhir.

Ia pun mengurangi kecepatan motornya dan melakukan selebrasi ke arah penonton padahal balapan belum selesai.

Sadar akan kesalahannya, Espargaro kembali memacu motornya. Tapi sayangnya ia sudah disalip pembalap lain.

Insiden blunder selebrasi itu membuat Espargaro gagal naik podium pada MotoGP Catalunya 2022. Padahal seharusnya ia finis di peringkat kedua.

Untuk melupakan dan membayar rasa malunya itu, Aleix menjadikan kemenangan MotoGP Jerman 2022 sebagai penebusannya.

Sekaligus, dapat memangkas jarak poin dengan Fabio Quartararo yang menduduki puncak klasemen.

(Tribunnews.com/Giri)