Kenapa Paracycling Tidak Dipertandingkan di ASEAN Para Game 2022? Ini Penjelasan Sekjen NPC Indonesia
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Atlet paracycling Indonesia, Muhammad Fadil Imammuddin sebelumnya membeberkan bahwa cabang olahraga paracycling tidak dipertandingkan di ASEAN Para Games yang dihelat di Solo dan sekitarnya pada 30 Juli – 6 Agustus 2022.
Fadli pun mengaku bingung kenapa cabor paracycling tidak dipertandingkan, mengingatkan dirinya bersama beberapa atlet paracycling lainnya tetap menjalani pemusatan latihan di Solo.
“Mengenai ASEAN Para Games, kita tuan rumah tapi saya hanya bisa jadi suporter buat teman-teman lainnya, karena dalam hal ini paracycling, tembak dan lawn ball, tiga cabor itu tidak dipertandingkan di Multievent ini,” kata M Fadli saat ditemui di Kawasan SCBD pada Sabtu (2/7/2022).
Baca juga: M Fadli Heran Cabor Paracycling Tidak Dipertandingkan di ASEAN Para Games 2022
“Saya juga tidak tahu kenapa alasannya, bisa ditanyakan ke panitianya apa sih permasalahannya katanya harus ada 3 negara dan saya yakin tiga negara untuk sepeda sih siap, memenuhi, ada Malaysia, Thailand dan Indonesia. Tapi mungkin ada alasan lain yang saya tidak tahu,” jelasnya.
Terkait masalah itu, Sekretaris Jenderal National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Risma Ferdianto pun menjelaskan.
Menurut Risma minat dari negara-negara peserta dari cabor paracycling tidak memenuhi syarat diadakan yakni minimal empat negara.
“Dari tahun lalu kita 11 (cabor). Jadi Vietnam hanya mempertandingkan 11 cabor. Kemudian, ketika kita ditunjuk menjadi tuan rumah ada negara yang minta tambahan cabor dan memenuhi Expression of Interest (EoI) minimal empat negara peminatnya, yaitu basket kursi roda, TB football, dan bola voli duduk, jadi akhirnya kita ada 14 cabor dengan tiga cabor tersebut,” terang Rima saat dihubungi wartawan, Senin (4/7/2022).
“Sementara ada juga cabor-cabor yang juga ada tapi tidak ada EOI seperti menembak, paracycling, dan anggar kursi roda bahkan cuma satu dari Thailand. Usulannya ada 18, tapi kita mempertandingkan cabor-cabor yang EOI nya empat negara, akhirnya 14 cabor kemarin,” lanjut dia.
“Khusus paracycling yang mengusulkan Thailand dan Indonesia. Yang satunya lagi, hanya mengusulkan trek atau road. Tapi karena EoI tak terpenuhi jadi tidak dipertandingkan. Tidak memenuhi kuota,” jelasnya.
Lebih lanjut, Rima menjelaskan meskipun peserta lebih dari empat, dalam gelaran ASEAN Para Game ini, tuan rumah tetap punya kewenangan untuk tidak mempertandingkan cabor tersebut yang dilihat dari kesiapan peserta dan fasilitas.
Mengenai nasib atlet paracycling yang kini masih menjalani pemusatan latihan hingga September mendatang, nantinya M Fadli dkk. akan tampil pada kejuaraan-kejuaraan yang masuk dalam kualifikasi Paralimpiade Paris 2024.
“Ya mereka hanya ikut try out saja mana yang bisa membantu mengumpulkan poin Paralimpiade Paris,” katanya.