News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bulutangkis

Anthony Ginting Cs Gagal Total di Japan Open 2022, Rionny Mainaky Ungkap Penyebabnya

Penulis: Guruh Putra Tama
Editor: Muhammad Nursina Rasyidin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pebulu tangkis Indonesia Anthony Sinisuka Ginting saat melawan pebulu tangkis Denmark Viktor Axelsen pada babak Semifinal Indonesia Masters di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (11/6/2022). Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky menjelaskan faktor kegagalan Anthony Ginting cs di turnamen Japan Open 2022 lalu.

TRIBUNNEWS.COM - Turnamen Japan Open 2022 barangkali menjadi salah satu ajang yang kurang bersahabat bagi wakil Indonesia.

Pasalnya, perjuangan Anthony Ginting dkk rontok sebelum babak semifinal Japan Open 2022 digelar.

Dengan kata lain, Indonesia sama sekali tak menempatkan wakil di babak semifinal dan final.

Pebulu tangkis Indonesia Anthony Sinisuka Ginting mengembalikan kok kearah pebulu tangkis Denmark Viktor Axelsen pada babak Semifinal Indonesia Masters di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (11/6/2022). Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky menjelaskan faktor kegagalan Anthony Ginting cs di Japan Open 2022 lalu. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Baca juga: Cedera Pinggang yang Bikin Anthony Ginting Mundur dari Japan Open Gegara Tarung Lawan Axelsen

Badminton lovers barangkali penasaran dengan faktor penyebab kegagalan para wakil Indonesia di turnamen ini.

Kabid Binpres PBSI, Rionny Mainaky mencoba menjelaskan salah satu penyebab hasil minor di Japan Open lalu.

Menurutnya, faktor minimnya waktu adaptasi lapangan membuat para pebulu tangkis menjadi kurang maksimal dalam bermain.

Selain itu, faktor shuttlecock juga berpengaruh.

Di turnamen ini, shuttlecock disebut bergulir atau melaju dengan lambat.

Hal tersebut justru menyulitkan para pebulu tangkis Indonesia.

Anthony Ginting cs nampaknya lebih nyaman bermain dengan shuttlecock yang bergulir cepat.

"Evaluasi terpenting saya adalah bagaimana penyesuaian kami dengan kondisi lapangan dan shuttlecock," ungkap Rionny dikutip dari Sportfeat.

"Ini terjadi di sini dengan kondisi lapangan yang stabil."

"Dan laju shuttlecock yang lambat membuat anak-anak memang agak kesulitan," sambungnya.

Ia membandingkan dengan apa yang terjadi di turnamen sebelumnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini