Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Pro kontra bermunculan perihal jadwal balapan MotoGP 2023 yang padat merayap.
Dorna Sport selaku pihak penyelenggara ajang balap MotoGP merilis 21 race untuk musim 2023.
Satu di antara yang menimbulkan perbincangan di garasi tim MotoGP adalah banyaknya seri yang akan berlangsung di luar Eropa.
Meski masih sementara, tetapi terdapat dua seri baru, yakni MotoGP India dan Kazakhstan untuk balapan di musim depan.
Baca juga: Jadwal MotoGP Thailand 2022 Hari Ini: Perebutan Pole di Kualifikasi, Quartararo Dibayangi Frustrasi
Jika benar terealisasi, maka MotoGP 2023 menjadi race dengan jumlah balapan terbanyak sejak musim 1949.
MotoGP 2022 sejatinya memiliki jumlah race yang sama, namun berkurang menjadi 20 karena GP Finlandia di KymiRing batal digelar.
Belum lagi dengan adanya kebijakan Sprint Race, MotoGP 2023 diprediksi bakal menguras stamina rider. Entah dari agenda balapan maupun perjalanannya berpindah dari satu negara ke negara lain.
Aleix Espargaro menjadi yang terdepan menyuarakan keberatannya dengan jadwal MotoGP 2023.
Di mata pembalap Aprilia Racing Team ini, jadwal MotoGP 2023 diibaratkan sebagai awal kehancuran.
"Kejuaraan akan sulit dan dengan jumlah balapan di luar Eropa bertambah. Anda akan melihat bahwa dalam sepuluh atau dua belas tahun ke depan, usia pensiun para pembalap MotoGP akan lebih cepat," terang Aleix Espargaro dikutip dari laman Motosan.
"Ini awal dari sebuah kehancuran," sambungnya.
Namun tanggapan berbeda disampaikan oleh pembalap Repsol Honda, Marc Marquez.
Seakan mengerti apa yang menjadi keresahan Aleix Espargaro, Marquez justru berkelakar bahwa bagi pembalap yang belum memiliki keluarga, bertambahnya jumlah balapan non-Eropa bukan menjadi masalah besar.
"Untung saya tidak punya pasangan (istri dan pacar) atau anak, sehingga saya menyukai dengan jadwal MotoGP 2023 ini," buka Marc Marquez, dikutip dari laman AS.