TRIBUNNEWS.COM - Tidak bisa dipungkiri hilangnya gaya balap Marc Marquez membuat animo untuk menyaksikan balapan MotoGP berkurang.
Tak salah jika kemudian MotoGP 2023 memiliki tajuk "merindu" the real Marc Marquez.
Pembalap Repsol Honda ini dikenal sebagai rider yang agresif, skill full dan terlalu berani mengambil risiko ketika balapan.
Namun cedera yang dia alami pada awal musim MotoGP 2020, tepatnya di Qatar, membuat Marc Marquez kehilangan jati diri akan gaya membalapnya.
Baca juga: Sebelum MotoGP 2023 Dimulai, Jack Miller Nostalgia Pengalamannya Jadi Anak Rantau di Umur 15 Tahun
Setelah melewati rangkaian operasi sebanyak empat kali, cedera lengan kanan dari Marc Marquez kenyataannya tidak pulih 100 persen.
Ini yang kemudian membuat pembalap berjuluk The Baby Alien tersebut mau tak mau harus merubah gaya balapanya lebih kalem dan ahti-hati.
Kemudian di pertengahan musim MotoGP 2022, Marc Marquez mengalami cedera kambuhan diplopia pada penglihatannya.
Sekadar informasi, diplopia merupakan suatu kondisi yang membuat mata bisa melihat dua gambar dari obyek yang sama.
Meski MotoGP 2022 Marc Marquez beberapa menunjukkan gaya balapnya yang agresif, namun tetap berbeda ketika dibandingkan dengan pemilik nomor #93 ini 'menghegemoni' jang balap kelas premier.
Sebagai catatan saja, sejak naik ke kelas para raja musim MotoGP 2013, Marc Marquez membukukan enam gelar juara dunia. Kali terakhir dia menjadi kampiun ialah edisi 2019.
Setelah musim tersebut, rangkaian cedera dan kemunduran Honda dalam menemukan set-up RC213V membuat pabrikan Jepang itu mengalami degradasi prestasi.
Maklum, sejak cedera menimpa Marc Marquez, pengembangan kuda besi tim berlogo sayap tunggal mengepak ini berfokus kepada Alex Marquez dan Pol Espargaro.
Nyatanya hasil tak sesuai ekspektasi. Motor Honda yang sempat dikenal memiliki speed tinggi dalam trek lurus, justru gagal bersaing.
Hasilnya, pada MotoGP 2020-2022, Honda gagal bersaing dalam perebutan gelar juara dunia.
Kini, dengan Marc Marquez yang lebih siap untuk menyambut MotoGP 2023, Honda tengah kejar tayang untuk pengembangan motornya.
Kembali lagi, Marc Marquez menjadi panutan utama dalam pengembangan RC213V.
Kerinduan akan sosok Marc Marquez yang garang dan ganas di atas lintasan juga disampaikan oleh Alvaro Bautista.
Eks rider Suzuki ini menyebut MotoGP kehiolangan marwah dengan absennya seorang The Baby Alien.
"Kami juga merindukan Marc, pertunjukan yang dia tampilkan, bukan hanya karena balapan tetapi karena gayanya yang khas, begitu agresif dan berada di batas, tetapi sebagai seorang pembalap saya selalu menikmatinya karena itu luar biasa," buka Alvaro Bautista, dikutip dari laman Motosan.
Saya menikmatinya ketika saya bersamanya mengemudi sehingga saya melihatnya dan saya menikmatinya dari luar," sambung rider yang kini mengaspal di ajang balap WSBK.
Bahkan tak sedikit kalangan menyebut ajang balap MotoGP bak sayur tanpa garam tanpa kehadiran Marquez.
Bisa dilihat dari persaingan gelar juara MotoGP 2022, di mana rider jagoan seperti Fabio Quartararo, Francesco Bagnaia, Aleix Espargaro dan Enea Bastianini nampa rukun.
Beberapa kali bahkan saling berpelukan sesaat setelah race. Mungkin ini menjadi tradisi yang baik.
Namun bagi penikmat ajang balap MotoGP, persaingan yang terjadi di era Valentino Rossi-Marc Marquez, ataupun Valentino Rossi-Sete Giberneu menjadi suguhan idaman.
Konflik dan intrik antar pembalap menjadi bumbu penambah seru ajang balap MotoGP, Dan ini yang bisa disuguhkan oleh Marc Marquez ketika kembali kepada performa terbaiknya.
(Tribunnews.com/Giri)