TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tujuh petinju Pelatnas yang terdiri dari dua putri dan lima putra akan tampil di Kejuaraan Tinju Golden Belt di Maroko, 31 Januari-5 Februari 2023.
Dikejuaraan yang bakal diikuti 50 negara baik dari negara Asia, Eropa, Afrika maupun Amerika ini, Indonesia tidak menargetkan hal yang muluk-muluk.
Manajer Tim Indonesia Hengky Silatang mengatakan petinju Indonesia tahu diri dengan kekuatan lawan yang akan dihadapi di kejuaraan tersebut.
"Kejuaraan ini ibaratnya kejuaraan tinju dunia karena bakal diikuti negara negara kuat yang punya tradisi juara di cabang tinju. Ada dari Kuba, Meksiko, AS, pecahan negara Uni Sovyet maupun petinju dari Eropa. Kami hanya mencari pengalaman dan jam terbang saja. Syukur-syukur ada yang mampu berprestasi," jelas Hengky usai bertemu dengan Duta Besar Maroko di Indonesia, Quadia Benadelkah, Jumat (27/1/2023) siang.
Selain menambah jam terbang ketujuh petinju tersebut juga mengasah mental bertanding. Maklum mereka tengah dipersiapkan untuk tampil di SEA Games Kamboja yang bakal digelar pada bulan Mei 2023 nanti.
"Masih ada sekitar empat bulan lagi sebelum ditampilkan di SEA Games Kamboja nanti. Kami harus menyiapkan petinju dengan baik agar target minimal satu medali emas bisa tercapai," kata Hengky Silatang.
Dalam kesempatan itu Hengky Silatang menjelaskan ada tawaran dari Maroko seperti yang disampaikan Dubes Quadia Benadellah untuk para petinju Indonesia akan diberikan coaching klinik.
"Para petinju Indonesia akan memanfaatkan sebaik mungkin latihan ini," jelasnya.
Ketujuh petinju tersebut yakni di bagian putri Israela Saweho di kelas 48 kg. Israela merupakan putri dari petinju nasional Bonnix Saweho yang kini mengabdi sebagai lurah di salah satu daerah di Sulawesi Utara. Kemudian Uswatun Hasanah di kelas 63 kg.
Di bagian putra terdiri dari Ingatan Ilahi di kelas 51 kg, Asriudin di kelas 57 kg. Kemudian Buyung Papendang yang akan berlaga di kelas 63 kg, Sarohatua Lumban Tobing di kelas 71 kg, dan Michael Mustika 86 kg.