TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai meraih hasil imbang dalam pertarungan sebelumnya, Hebi Marapu tak membuang waktu dan akan kembali naik ring pada 4 Maret 2023 dengan pertaruhan yang lebih besar daripada sebelumnya.
Hebi akan menghadapi petinju Thailand, Phissanu Chimsunthom, untuk mempertahankan sabuk juara kelas ringan WBC Asia Continental sekaligus mengincar gelar IBA Intercontinental dalam pertarungan yang akan berlangsung di Bangkok, Thailand.
Pertarungan ini menjadi partai pertahanan gelar pertama bagi petinju asal Sumba Barat ini. Sabuk juara WBC Asia Continental menjadi milik Hebi setelah meraih kemenangan angkat mutlak atas Pipat Chaiporn dalam pertarungan di Pattaya, Thailand, pada Juli 2022.
Hasil imbang saat menghadapi Al Toyogon dalam perebutan gelar juara IBA Intercontinental yang lowong, Desember lalu, juga membuatnya penasaran.
Hebi mengatakan dirinya mendapatkan pelajaran berharga dari pertarungan kontra Toyogon dan memberinya motivasi saat kembali berlatih. Hal itu juga yang membuatnya tak ragu mengambil pertarungan ini mesti pertaruhannya besar.
“Yah, hasil imbang di pertarungan akhir tahun kemarin membuat saya cukup sedih karena saya sangat ingin menang. Tapi hasil itu juga menjadi pelajaran buat saya bahwa saya harus lebih siap dan lebih baik lagi. Saya masih harus belajar lebih banyak lagi jika ingin naik ke tingkat yang lebih tinggi,” ujar Hebi tentang pertarungan di Johor.
Dengan ambisi membawa pulang dua sabuk juara, Hebi sudah mulai kembali ke sasana dan berlatih bersama pelatih asal Kanada David John Treharne sejak pekan keempat Januari. Tapi berbeda dengan persiapan sebelumnya, kali ini Hebi dan Jon Jon Jet, yang akan bertarung dalam partai tambahan, akan mendapat porsi latihan tambahan dari tim sport science untuk meningkatkan fisik mereka.
Keterlibatan tim sport science memberi tambahan motivasi untuk Hebi. Setelah kehadiran David memberinya banyak perbaikan dalam hal teknik dan strategi, tim sport science membantu Hebi dan Jon dalam peningkatan tenaga, daya tahan, dan kekuatan pukulan.
“Persiapan kali ini berbeda. David kembali melatih untuk menangani teknik dan taktik pertarungan. Selain itu ada tim sport science yang membantu meningkatkan kondisi fisik kami. Jadi saya menjalani beberapa program baru dan semoga bisa membantu saya dalam pertarungan nanti,” kata petinju berusia 34 tahun ini.
Sementara itu, bagi David hasil di Johor memberi motivasi tambahan bagi seluruh tim saat mereka kembali berlatih. Apalagi, pelatih yang telah menghasilkan lima juara dunia tinju profesional bagi Thailand ini percaya kemenangan diraih lewat kerja keras di sasana.
“Secara umum, saya pikir Hebi tampil cukup baik menghadapi petinju muda Filipina yang datang untuk menang di Johor. Tapi ada banyak hal ingin kami perbaiki. Kami senang pertarungan kemarin lebih berat daripada yang kami perkirakan, karena itu memberi kami motivasi saat kembali berlatih. Kami hanya ingin lebih fokus, berlatih lebih keras, dan tidak mengambil jalan pintas,” ucap David.
“Anda tahu semua petarung merencanakan kemenangan sejak berlatih di sasana mereka, bukan saat melangkah ke atas ring. Itulah yang kami lakukan sekarang. Saat ini, kami berlatih dengan energi positif dan perasaan gembira. Saya selalu berkata pada petinju saya untuk menikmati proses, menikmati apa yang mereka lakukan agar mereka lebih mudah menjalani semuanya,” katanya lagi.
Bagi XBC Sportech, pertarungan ini merupakan gelaran pembuka dari rangkaian program yang sudah direncanakan sepanjang tahun 2023. CEO XBC Sportech Urgyen Rinchen Sim mengatakan pihaknya sudah merancang gelaran untuk mendorong kemajuan industri olahraga pertarungan di Indonesia.
“Gelaran bertajuk Fist of Glory dengan partai Hebi Marapu kontra Phissanu Chimsunthom sebagai partai utama menjadi gelaran pembuka program kami pada tahun ini. Kami sudah menyiapkan rencana pertarungan untuk semua talenta kami, termasuk Jon Jon Jet dan Ilham Leoisa. Selain itu, kami juga menyiapkan dua program baru untuk membantu talenta Indonesia menuju tingkat yang lebih tinggi,” ujar Sim.