TRIBUNNEWS.COM - Kabar meninggalnya pebulutangkis muda Indonesia, Az-Zahra Putri Dania menjadi pukulan tersendiri bagi insa olahraga tepak bulu angsa tanah air.
Pasalnya Az-Zahra Putri Dania menjadi salah satu pebulutangkis muda yang memiliki potensi besar.
Keberhasilan menembus pelatnas menjadi salah satu pencapaian apik dalam profil Az-Zahra Putri Dania di awal karier profesionalnya.
Baca juga: Profil Jonatan Christie, Penghuni Ranking Dua Dunia yang Dulunya Tak Bercita-cita Jadi Atlet
Profil Az-Zahra Putri Dania sebagai pebulutangkis terasah sejak dini.
Atlet kelahiran Bogor, 28 Juli 2004 itu menjadi bagian dari Eng Hian Badminton Academy atau EHBA untuk mempertajam kemampuan, sebagaimana dikutip dari laman resmi PBSI.
Ia masuk ke EHBA pada usia sekira 10 tahun.
Untuk diketahui, EHBA adalah klub badminton yang didirikan oleh mantan atlet nasional yang sekarang menjadi pelatih pelatnas, Eng Hian.
Setelah beberapa tahun menimba ilmu di EHBA, Az-Zahra lulus.
Ia kemudian berhasil lolos ke pelatnas melalui seleksi nasional yang digelar awal tahun 2022 lalu.
Mendiang masuk sebagai atlet di nomor ganda campuran taruna.
Az-Zahra pun berpasangan dengan Rafli Ramanda kala meniti karier di sektor ganda campuran.
Perjalanan Zahra kemudian berlanjut di bawah asuhan pelatih Flandy Limpele di sektor ganda campuran pratama Indonesia.
Penampilan perdana Zahra di pentas internasional setelah berseragam pelatnas PBSI adalah di turnamen Adidas Alpes Internationa U-19 yang digelar di Prancis.
Baca juga: Profil Daniel Marthin, Pemegang Rekor Smash Tercepat di Pertandingan Resmi BWF
Ia juga menjadi bagian dari tim junior pelatnas PBSI saat berhasil meraih medali perunggu pada Suhandinata Cup 2022 lalu, di kota Santander, Spanyol.