Menurut Fajar, hal itu karena tekanan dan kritikan yang diterima oleh Fajri secara bertubi-tubi.
Untungnya, Fajar/Rian pelan-pelan mulai bangkit ketika berlaga di turnamen super 300 tersebut.
Upaya dari anak asuh Coach Herry Iman Pierngadi (IP) juga berujung happy ending.
Baca juga: Duel Dramatis Rubber Game di All England Bukti Mentalitas Fajar/Rian Jadi Ganda Putra Nomor Satu
Bagaimana tidak, pada akhirnya Fajri berhasil naik podium tertinggi.
Gelar juara itu bak membuktikan bahwa pasangan bernama Fajar/Rian belum habis.
Bahkan setelah itu penampilan Fajar/Rian kerap jadi sorotan berbagai media.
Pasalnya setelah juara di Swiss Open, Fajar/Rian langsung tampil konsisten dan selalu jadi penantang gelar juara.
Pasangan tersebut selalu bisa lolos setidaknya babak perempat final, semifinal, hingga final.
Berkat capaian itu Fajar/Rian bisa dikatakan sebagai langganan final dan juara saat mengarungi kompetisi 2022.
Karena mampu tampil menawan di kompetisi tahun 2022, ranking Fajar/Rian mulai merangkak naik.
Sampai akhirnya sebelum tahun 2022 berganti, tepat pada pekan terakhir bulan Desember Fajar/Rian sah jadi ranking 1 dunia.
Sehingga saat turun di kompetisi tahun 2023, Fajar/Rian turun sebagai unggulan utama hingga sampai saat ini.
(Tribunnews.com/Niken)