Terjadi reli terpanjang pada match ini berjumlah 26 pukulan yang dimenangi Ahsan/Hendra.
Papan skor pun berubah menjadi 13 sama.
Momen itu menjadi titik kebangkitan Ahsan/Hendra untuk kembali mengungguli pasangan China.
Serangan demi serangan yang berbuah poin membawa Ahsan/Hendra unggul 16-13.
Meski demikian, Liang/Weng tak pantang menyerah. Mereka meraih angak demi angka dan kembali menyamakan skor menjadi 17-17.
Liang/Weng lalu meraih tiga poin beruntun dan unggul 20-17.
Ahsan/Hendra sempat mengejar, tetapi pada akhirnya wakil China mengunci gim kedua dengan kemenangan 21-19. Gim ketiga berjalan lebih ketat daripada dua gim sebelumnya.
Kedua pasangan bergantian meraih poin hingga 9-9, sebelum Ahsan/Hendra memastikan keunggulan 11-9 pada interval. Ahsan/Hendra kian memperlebar jarak menjadi 13-9.
Namun, pertandingan sempat terhenti setelah Ahsan meminta perawatan karena lengannya berdarah.
Setelah itu, Liang/Wang lagi-lagi bisa memberikan perlawanan dan menyamakan kedudukan menjadi 14-14.
Pada fase ini, Wang sempat mengembalikan pukulan The Daddies dengan raket yang bengkok.
Ia pun sempat tersenyum lebar dengan kamera menyorot ke raketnya.
"Jangan dibuang itu raket, lebih baik masukkan ke museum," tutur sang komentator laga.
Namun, laga kembali berlangsung ketat setelah itu dengan kedua pasangan berganti membuang-buang kesempatan match point.
Poin sama terus berlanjut hingga 27-27 dengan Liang dua kali melakukan service error.
Momen menegangkan pada gim penentuan pun akhirnya berakhir setelah Ahsan/Hendra menang 29-27 berkat pukulan Liang yang menyangkut di net. (Farahdilla Puspa/Kompascom)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menangi Laga Dramatis 68 Menit, Ahsan/Hendra ke Final All England Beruntun"