TRIBUNNEWS.COM - Yolla Yuliana mengungkap alasannya tak terlalu sedih meski timnya Jakarta Pertamina Fastron kalah di laga grand final Proliga 2023 melawan Bandung BJB Tandamata.
Dalam laga final itu, Jakarta Pertamina Fastron kalah dari Bandung BJB Tandamata dengan skor 3-2 (27-25, 25-22, 24-26, 20-25,15-8).
Kekalahan itu membuat para pemain Jakarta Pertamina Fastron kecewa dan bersedih. Bahkan, beberapa ada yang sampai menangis sesegukan.
Tak terkecuali pemain paling muda di Jakarta Pertamina Fastron, Gendis Azzahra, hitter yang kini berusia 16 tahun.
Dalam sebuah momen, pevoli bernama asli Azzahra Dwi Febyan ini terlihat menangis sesegukan setelah timnya gagal meraih kemenangan di partai puncak.
Terlihat, Gendis berdiri sendiri di tengah keramaian dan tak ada yang mencoba menghiburnya. Sementara dari belakang muncul middle blocker Pertamina Fastron Yolla Yuliana.
Baca juga: Sorotan Hasil Proliga 2023: Bos BJB Tandamata Ungkap Wilda Cs Sempat Pede Berlebihan
Namun ekspresi kedua pemain tersebut nampak kontras, jauh berbeda. Saat Gendis menangis meratapi kekalahan timnya, Yolla justru terlihat biasa saja dan tetap menunjukkan keceriaanya.
Yolla pun buka suara dan mengungkap alasan mengapa dirinya tak sampai larut dalam kekecewaan meski timnya gagal meraih gelar juara.
Diakuinya, ia sudah berdamai dengan segala bentuk kekecewaan. Selain itu, ia sebagai senior ingin membantu menguatkan mental para junior.
Menurutnya, masih banyak turnamen yang bisa diikuti di waktu mendatang sehingga masih banyak grand final pula yang bisa diikuti.
"Sudah berdamai dengan segala bentuk kekecewaan, dan sebagai seniot harus tetap bisa bangkitin mental adik-adik lagi karena grand final masih banyak dilain kesempatan," tulis Yolla di ungguhan Instagram Storynya, @yollayuliana1515.
Baca juga: Profil Gendis Azzahra di Proliga 2023, Bocil 16 Tahun Masa Depan Srikandi Voli Timnas Indonesia
Untuk diketahui, laga grand final antara Jakarta Pertamina Fastron vs Bandung BJB Tandamata ini menjadi final pertama bagi Gendis.
Tentu menjadi perhatian tersendiri bagi pecinta bola voli Tanah Air, di mana bocah berusia 16 tahun sudah menembus skuad tim yang berkompetisi di kancah Proliga. Terlebih bersama tim elite seperti Jakarta Pertamina Fastron.
Namun bagi Yolla Yuliana, ini adalah bukan menjadi yang pertama ia berlaga di partai final.
Middle blocker 28 tahun ini sebelumnya sudah pernah merasakan partai final Proliga 2022 bersama Bandung BJB Tandamata yang kemudian menjadi juara.
Secara pengalaman, memang jam terbang Yolla lebih banyak dibanding Gendis, sehingga Yolla cukup banyak makan asam garam di dunia bola voli.
(Tribunnews.com/Tio)