Meski terkesan menanangkan, Tardozzi secara tersirat tetap khawatir dengan kegagalan Bagnaia mendulang poin di seri kedua musim ini.
Ibaratnya 20 poin sudah terbuang percuma saat ia seharusnya bisa mengantonginya jika tidak melakukan kesalahan tersebut.
Raut wajah Bagnaia memang sangat kecewa usai balapan di Argentina. Selepas melintasi garis finis, ia berkali-kali menepuk wajahnya sendiri tanda menyesali kesalahannya.
"Dia mengulangi kesalahan lagi, tetapi saya rasa sekarang dia jauh lebih matang. Dia menganalisisnya secara detail dengan para insinyurnya," kata Tardozzi.
"Dia menderita, terutama setelah kecelakaan ini karena dia sadar bahwa seharusnya tidak melakukan itu, dia perlu bawa pulang poin," kata Tardozzi.
Walau masih awal musim, pria yang menjabat sebagai Manajer Tim Ducati itu pun merasa bahwa raihan poin sangat penting dan dibutuhkan pada paruh pertama.
Memang musim lalu Bagnaia sukses comeback di paruh kedua. Namun Ducati tidak ingin bergantung lagi pada faktor hoki semacam itu.
"Dia harus membawa pulang poin di paruh pertama musim," kata Tardozzi.
"Kemudian nanti di paruh kedua menyerang lagi, tampil lebih bagus, seperti yang sudah saya katakan di sepanjang musim dingin kemarin. Dia sudah paham itu. Sayangnya dia melakukan kesalahan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Giri)