News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

MotoGP

Soal Gelar Juara Dunia MotoGP 2023, Marco Bezzecchi Butuh Banyak Ngobrol dengan Enea Bastianini

Penulis: Drajat Sugiri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pembalap Ducati Italia Marco Bezzecchi (Kiri) dan pembalap Ducati Spanyol Alex Marquez merayakan posisi pertama dan ketiga mereka masing-masing, di podium balapan MotoGP Argentina Grand Prix, di sirkuit Termas de Rio Hondo di Santiago del Estero, Argentina, pada 2 April. 2023. JUAN MABROMATA/AFP

TRIBUNNEWS.COM - Marco Bezzecchi menjadi bahasan hangat di kalangan gp mania setelah hasil sensasionalnya pada sepasang laga pembuka MotoGP 2023.

Keberhasilan Marco Bezzecchi naik podium ketiga di Portugal dan meraih kemenangan pada grand prix Argentina membuat Marco Bezzecchi masuk dalam bursa juara dunia MotoGP 2023.

Namun jangan terburu nafsu dulu, Bezzecchi yang merupakan anak didik dari Valentino Rossi perlu banyak belajar kepada Enea Bastianini soal perburuan gelar juara dunia.

Baca juga: Klasemen MotoGP 2023 - Dear Pecco Bagnaia Cs, Marc Marquez Kini Tak Lagi Menakutkan

Ini menjadi pertanyaan, mengapa Bez (panggilan akrab Bezzecchi) perlu ngobrol santai dengan Bastianini. Padahal ada rider yang lebih berpengalaman soal juara dunia seperti Francesco Bagnaia, Fabio Quartararo dan pemilik 8 titel kampiun Marc Marquez.

Usut punya usut, ini lebih kepada bagaimana Bezzecchi belajar dari kesalahan Bastianini musim lalu.

Yap, Enea Bastianini yang kini tergabung dalam Ducati Lenovo Team, sempat memiliki alur yang sama dengan Marco Bezzecchi di MotoGP 2022.

Bastianini yang saat itu membela Gresini Racing muncul sebagai rising star. Dia sempat menduduki posisi puncak klasemen MotoGP 2022.

Pembalap Ducati Italia Luca Marini (Kiri) dan Marco Bezzecchi berkendara selama pemanasan Grand Prix MotoGP Argentina, di sirkuit Termas de Rio Hondo, di Santiago del Estero, Argentina, pada 2 April 2023. JUAN MABROMATA / AFP (JUAN MABROMATA/AFP)

Bahkan Bastianini disebut lebih berpeluang menjadi pesaing kuat Fabio Quartararo ketimbang Francesco Bagnaia yang awal musim lebih sering melakukan eror.

Penampilan menawan Bastianini bertahan hingga paruh musim pertama, hingga endingnya pada putaran kedua MotoGP 2022, pembalap berjuluk The Beast ini bak kehilangan besin.

Lamban laun dia harus rela turun tersingkir dari perburuan gelar juara dunia. Bastianini akhirnya menutup musim di peringkat ketiga.

Sedangkan gelar juara dunia jatuh kepada Bagnaia yang sukses melakukan comeback 91 poin poin menyalip Quartararo.

Ini yang kemudian bisa menjadi catatan bagi Marco Bezzecchi. Dia tidak boleh terpengaruh star sindrom jika ingin tetap berada di jalur perburuan gelar juara dunia.

Kunci sukses seorang pembalap untuk menjadi yang terbaik ialah konsistensi. Itu yang diperlihatklan Joan Mir saat merengkuh gelar juara di MotoGP 2020.

Gaung soal Bezzecchi mendadak masuk dalam bursa juara mulai banyak beredar. Di antaranya dari pakar MotoGP sekaligus eks pembalap, Sylvain Guintoli.

Dia menyebut kalau anak didik Valentino Rossi itu bisa jadi penantang gelar juara dunia di musim ini.

"Dia bisa membuat perbedaan di awal balapan. Dia mampu tampil cepat dan sulit dikejar," ujarnya, dikutip dari laman Crash.

"Sejak pada sesi tes pertama, Bezzecchi tampil bagus di segala kondisi baik itu dalam lintasan kering, basah, dan cepat di Sprint Race," lanjutnya.

Jalan Marco Bezzecchi memang masih panjang di MotoGP 2023. Pria berusia 24 tahun itu disarankan untuk selalu tampil lepas dan mulai berani ambil risiko agar bisa terus berada di papan atas.

"Dia terlihat sangat lengkap, dan dia memiliki motor yang sangat bagus," ungkap Guintoli.

"Dia sebaiknya harus berani lebih ambil risiko, terutama di lap-lap pertama," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Giri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini