TRIBUNNEWS.COM- Indonesia telah bersaing di ajang SEA Games sejak 1977, dan telah menjadi juara umum sebanyak 10 kali, termasuk dua kali meraih 4 kali kali juara umum berturut-turut.
Di awal kiprah Indonesia di SEA Games, Indonesia pernah merajai empat penyelenggaraan SEA Games pada periode 1977 hingga 1985.
Setelah sempat disalip Thailand pada SEA Games 1985 di Bangkok, Indonesia kembali menjadi juara umum dalam empat kali penyelenggaraan SEA Games berikutnya pada 1987 hingga 1993.
Indonesia menjadi juara umum lagi dalam dua penyelenggaraan SEA Games 1997 di Jakarta dan 2011 di Jakarta dan Palembang. Sehingga total, Indonesia telah 10 kali meraih gelar juara umum.
Secara keseluruhan, Indonesia telah meraih 1.893 medali emas, 1.796 medali perak, dan 1.861 perunggu. Dengan total meraih 5.550 medali.
Indonesia meraih 10 kali juara umum itu meski 4 kali menjadi tuan rumah SEA Games yaitu tahun 1979, 1987, 1997, dan 2011.
Berbeda dengan di masa lalu, kini negara yang berperan tuan rumah sangat besar peluangnya untuk meraih medali emas terbanyak.
Tiga kali penyelenggaraan SEA Games terakhir (2017 Malaysia, 2019 Filipina, dan 2019 Vietnam) tuan rumah selalu menjadi juara umum.
Ini berkaitan erat dengan pemilihan cabang olahraga yang dipertandingkan. Tuan rumah bisa lebih banyak menentukan cabang olahraga apa saja yang dipertandingkan.
Sehingga, akhir-akhir ini, sangat sulit bagi kontingan yang bukan dari negara tuan rumah SEA Games untuk bisa menjadi juara umum SEA Games.
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo optimistis Indonesia mampu mempertahankan peringkat tiga dengan mengirim 599 atlet Indonesia ke SEA Games pada 5-17 Mei mendatang.
“Saya optimis dan yakin, usai duduk bersama dengan Presiden NOC, Sekjen KONI dan Tim Review bahwa peringkat kita minimal bertahan (peringkat III) di SEA Games Kamboja 2023," kata Menpora Dito dalam jumpa pers di Media Center Kemenpora, Jakarta, Senin (17/4/2023).
Menurut Menpora Dito, SEA Games ke-32 Kamboja akan lebih banyak mempertandingkan cabor beregu. Hal itu berbeda dengan SEA Games 2021 di Hanoi yang banyak mempertandingkan cabor individu.
“Untuk SEA Games Kamboja 2023, berbeda dengan SEA Games Hanoi karena cabang olahraga yang dipertandingkan lebih banyak individu sedangkan cabor individu yang diikuti di Hanoi yang meraih 39 medali emas itu tidak dipertandingkan di Kamboja,” jelasnya
Oleh karena lebih banyak cabor yang beregu, maka kontingen Indonesia mengalami kenaikan jumlah atlet yang dikirim dibandingkan dengan SEA Games Hanoi 2021.
“Pada SEA Games Kamboja untuk cabor yang diikuti sebanyak 31 cabang olahraga. Atlet yang dikirim sebanyak 599 atlet. Jumlah ini ada kenaikan hampir 100 atlet dibanding dengan SEA Games Hanoi 2021 lalu,” kata Menpora.
“Kemudian diganti dengan cabor beregu. Jadi, yang dipertandingkan di Kamboja tapi tidak di SEA Games Hanoi adalah Hoki (38 atlet), Kriket (30 atlet), Water Polo (26 atlet). Jadi ini adalah alasan kenaikan jumlah kontingen atlet kita hampir 100 atlet,” sambungnya.
Menpora Dito menambahkan, keputusan yang ia umumkan adalah merupakan keputusan bersama antara pemerintah bersama stakeholder terkait berdasarkan hasil analisa dari Tim Review demi kejayaan olahraga Indonesia.
“Ini dua minggu tepat saya duduk sebagai Menpora. Hari ini kita sudah melakukan finalisasi dari review dan kesepakatan antara Kemenpora, NOC, KONI dengan berdasarkan hasil review," jelas Menpora Dito.
“Keputusan ini adalah keputusan bersama melalui perjalanan panjang setidaknya satu tahun. Insha Allah ini yang terbaik untuk Indonesia dan Merah-Putih. Jadi, memang dengan membengkaknya kontingen itu adalah strategi dan tantangan yang harus dilalui," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Tim Review Prof. Asmawi menyampaikan Indonesia akan mengikuti 31 cabor dari 36 cabor yang dipertandingkan di SEA Games Kamboja 2023.
Ia berharap meski peluang Indonesia kehilangan setidaknya 39 medali emas tapi ada peluang medali emas dari cabor lain.
“Kami memberikan rekomendasi berdasarkan hasil SEA Games sebelumnya di Vietnam termasuk adanya cabor yang telah lolos ke Asian Games dan juga dari data-data yang akurat terutama pertandingan-pertandingan single event yang memiliki bobot,” kata Prof Asmawi.
“Selain itu kami juga telah berkoordinasi dan berdiskusi dengan pelatih cabor, ketua dan wakil cabor agar bisa dipertanggungjawabkan nantinya," tutupnya.
Prestasi Indonesia di SEA Games 1977-2021
Tuan Rumah-Peringkat Indonesia
Malaysia 1977 Kuala Lumpur- Juara Umum
Indonesia 1979 Jakarta- Juara Umum
Filipina 1981 Manila- Juara Umum
Singapura 1983 Singapura- Juara Umum
Thailand 1985 Bangkok- Kedua
Indonesia 1987 Jakarta- Juara Umum
Malaysia 1989 Kuala Lumpur- Juara Umum
Filipina 1991 Manila- Juara Umum
Singapura 1993 Singapura- Juara Umum
Thailand 1995 Chiang Mai- Kedua
Indonesia 1997 Jakarta- Juara Umum
Brunei 1999 Bandar Seri Begawan- Ketiga
Malaysia 2001 Kuala Lumpur- Ketiga
Vietnam 2003 Ho Chi Minh- Ketiga
Filipina 2005 Manila- Kelima
Thailand 2007 Nakhon Ratchasima- Keempat
Laos 2009 Vientiane- Ketiga
Indonesia 2011 Jakarta dan Palembang- Juara Umum
Myanmar 2013 Nay Pyi Taw- Keempat
Singapura 2015 Singapura- Kelima
Malaysia 2017 Kuala Lumpur- Kelima
Filipina 2019 Filipina- Keempat
Vietnam 2021 Hanoi- Ketiga