TRIBUNNEWS.COM, KUDUS - Pelatih PB Djarum yang juga anggota Tim Pencari Bakat Atlet Putri, Ellen Angelina, mengatakan usai melewati dua tahap screening, rangkaian Audisi Umum PB Djarum 2023 memasuki babak turnamen pada Selasa (4/7/2023) kemampuan para peserta lebih menonjol dan tampil maksimal di lapangan dibanding dua tahap screening sebelumnya.
Hal tersebut membuat Juara Indonesia Open 2001 sektor tunggal putri ini berharap dapat menemukan pebulutangkis putri sesuai dengan kriteria yang telah ditargetkan oleh PB Djarum.
Di hari pertama fase gugur ini, sebanyak 457 pebulutangkis muda yang terdiri dari 156 putri dan 301 putra di kelompok usia U-11 dan U-13 berjuang demi memenangkan pertandingan dan melaju ke babak berikutnya.
“Karena di fase turnamen ini mereka bermain dengan format pertandingan, potensi atlet jauh lebih terlihat dibanding saat screening, mulai dari segi ketahanan, daya juang, dan pukulan-pukulannya. Semoga mereka memenuhi elemen penilaian dari kami seperti fighting spirit yang besar, terknik dasar bermain, dan memukul yang mumpuni,” ungkap Ellen Angelina.
Di samping itu, Ellen menilai bahwa kualitas para pebulutangkis belia yang datang dari Aceh hingga Papua mengalami peningkatan dibandingkan penyelenggaraan Audisi Umum 2022. Bakat dan talenta para peserta pun terlihat lebih merata, baik peserta dari Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa di kategori usia U-11 maupun U-13.
“Ada peningkatan juga dari audisi tahun lalu. Karena kan sebelumnya audisi digelar setelah dua tahun pandemi, jadi mungkin mereka jarang latihan. Kalau tahun ini secara kualitas lebih bagus karena mereka kan latihan terus. Ini hampir seluruh dari mereka punya skill bagus yang merata. Peserta U-13 punya postur tubuh dan teknik yang cukup baik, begitu pula dengan U-11 yang sudah memiliki teknik dasar yang dikuasai,” imbuh Ellen.
Selain Ellen Angelina, Tim Pencari Bakat juga diisi oleh jajaran pelatih PB Djarum dan legenda bulutangkis yaitu Yuni Kartika, Hastomo Arbi, Roy Djojo Effendy, Nimas Rani Wijayanti, Engga Setiawan, Rudy Gunawan Haditono, Denny Setyawan, Maria Elfira Christina, dan Juniar Setioko Tenggono.
Selama babak turnamen yang diselenggarakan hingga Kamis (6/7), Tim Pencari Bakat akan terus memantau para peserta, sehingga membuka kesempatan bagi atlet dengan kualitas mumpuni tetap mendapatkan Super Tiket untuk melaju ke tahap karantina, meskipun kalah di fase gugur tersebut.
Salah satu atlet putri yang cukup mencuri perhatian dengan permainan gemilang pada babak turnamen pertama ini ialah Vanezya Artha Nafasta. Peserta putri U-11 asal Yogyakarta ini berhasil mengalahkan Adelia Khansa Rafani asal Karawang, Jawa Barat dua gim langsung dengan skor 21-6, 21-4. Berkat kemenangan tersebut, atlet asal Istimewa Badminton Club ini berhasil memastikan diri lolos ke babak turnamen selanjutnya, Rabu (5/7).
“Saya bersyukur bisa menang karena lebih kuat mental dan kelebihan di footwork, jadi tidak sering mati sendiri. Terus juga memang saya rutin latihan, setiap hari dalam satu pekan di pagi dan sore hari,” papar Vanezya yang sudah pernah mencicipi podium di sejumlah turnamen lokal.
Impian atlet berusia 10 tahun ini untuk bergabung dengan klub PB Djarum semakin dekat. Ia berharap dapat menampilkan kemampuan terbaik di turnamen berikutnya agar meraih Super Tiket.
“Orangtua saya juga berharap paling tidak saya bisa masuk tahap karantina dulu, dan saya pun yakin bisa,” ucap Vanezya optimistis.
Sementara dari kelompok usia U-13, terdapat nama Cheren Ireyne Wiwen Pudi. Atlet asal Minahasa Selatan, Sulawesi Utara ini tampil penuh percaya diri dengan pukulan smash keras.
Mendapat perlawanan sengit dari Devika Karima Sakti asal Magetan, Jawa Timur, ia sempat kecolongan di gim pertama. Meski akhirnya berhasil membalikkan keadaan dan unggul rubber game 18-21, 21-14, 21-11.