AVC Challenge Cup 2023 menjadi momentum bagi Timnas voli putra Indonesia memperbaiki ranking dunia FIVB. Maklum, Indonesia saat ini terlempar dari posisi 75 di ranking voli putra dunia FIVB.
Bahkan di kawasan Asia, Timnas voli putra Indonesia tidak masuk dalam chart 20 besar.
Ini membuktikan bagaimana dalam beberapa tahun terakhir, Timnas voli putra Indonesia terlalu cuek dengan agenda voli berlevel Asia. Sehingga mengakibatkan tak ada perolehan poin yang masuk untuk mengerek ranking di FIVB.
Adapun raihan tiga medali emas di SEA Games 2019 hingga 2023 tidak berkolerasi dengan ranking dunia voli putra.
"Hasil positif di SEA Games yang meraih medali emas di tiga kesempatan terakhir (2019, 2021, dan 2023) tidak berkolerasi pada ranking kita di FIVB," buka Loudry Maspaitella, seperti yang dikutip dari YouTube Proliga Official, Rabu (5/7/2023).
"Saat ini posisi kita (Timnas voli putra Indonesia) berada di luar ranking 75 dunia."
"Bahkan di Asia, kita keluar dari peringkat 20. Jadi kita harus akui, ranking Thailand yang pada tiga SEA Games terakhir tidak bisa menjadi juara, rankingnya lebih baik dibandingkan Timnas Indonesia."
"Jadi kita memiliki kesempatan pada AVC Challenge ini dapat membuktikan di mana posisi kita yang semestinya, baik di Asia maupun dunia," terang Bung Loudry.
2. Comeback di Asia Setelah Vakum 4 Musim
Tampil di kejuaraan voli putra berlevel Asia menjadi kali pertama setelah vakum selama empat musim dilakukan oleh Indonesia.
Timnas voli putra Indonesia terakhir mentas di kejuaraan voli Asia ialah musim 2019 di Asian Sr Mens' Volleyball Championship Iran.
Saat itu Sigit Ardian dan kolega juga dilatih oleh pelatih asal China Li Qiujiang.
Sejumlah penggawanya pun masih eksis di skuad Merah Putih hingga kini. Sebut saja Rivan Nurmulki, Hernanda Zulfi, Dio Zulfikri, hingga Nizar Zulfikar.
Melihat fakta tersebut, sejatinya Timnas voli putra Indonesia kini tidak terlalu merubah banyak komposisi utama dibanding skuad empat tahun silam.