TRIBUNNEWS.COM - Jepang dipastikan gagal mengukir sejarah di kejuaraan voli putra dunia Volleyball Nations League (VNL) 2023 setelah takluk dari sang raja, Italia.
Takluk dari Italia membuat posisi puncak klasemen VNL 2023 yang kini dihuni Timnas voli putra Jepang, memiliki skenario untuk diambil alih oleh Amerika Serikat.
Duel yang dihelat di SM Mall of Asia Arena, Pasay City, Filipina pada Sabtu (8/7/2023) malam itu berlangsung alot sejak set pertama hingga akhir.
Baca juga: Jadwal dan Tim Lolos 8 Besar Voli Putra VNL 2023: Jepang Cahaya Asia, 4 Tim Terancam Degradasi
Dua set pertama yang dimenangi tim voli putra Italia bahkan harus melalui fase deuce di mana kedua tim silih berganti memimpin perolehan angka.
Tim voli putra Jepang yang lebih dijagokan oleh publik tuan rumah pun sempat memperpanjang napas dengan merebut set ketiga dengan skor 25-23.
Momentum positif Yuki Ishikawa dan kolega pun berlanjut pada set keempat di mana mereka sempat unggul empat angka.
Akan tetapi, momentum itu terputus saat Italia berhasil mencetak enam poin beruntun untuk berbalik unggul 22-19.
Setelah itu, laga praktis dikuasai Italia yang akhirnya merebut set keempat dengan skor 25-20 usai Gianluca Galassi sukses membendung spike Yuji Nishida.
Berkat kemenangan 3-1 (29-27, 28-26, 23-25, 25-20) ini, Italia mengantongi tambahan tiga poin yang membuat mereka bertengger di peringkat dua klasemen VNL 2023.
Simone Giannelli cs saat ini mencatatkan sembilan kemenangan dan 26 poin dari 12 laga VNL 2023 .
Tak lagi memiliki pertandingan tersisa untuk dimainkan, Italia hanya bisa menunggu hasil yang diraih tim lain untuk mengetahui seed mereka di putaran final nanti.
Sementara itu, hasil laga tadi malam jadi kekalahan perdana yang dirasakan tim voli Jepang sepanjang musim ini.
Sebelumnya, tim asuhan Philippe Blain itu tengah dalam tren positif selalu menang dalam 10 laga dan jadi rekor tersendiri dalam sejarah Volleyball Nations League.
Padahal jika berhasil menyapu dua laga sisa dengan kemenangan, termasuk saat bersua Italia dan Polandia, maka Jepang menjadi tim pertama yang melaju ke putaran final (8 besar) tanpa tersentuh kekalahan sama sekali.