News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Letjen TNI Ricard Taruli Tampubolon Siap Mengabdi Untuk Kembangkan Olahraga Indonesia

Penulis: Abdul Majid
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Letjen TNI Ricard Taruli Tampubolon Siap Mengabdi Untuk Kembangkan Olahraga Indonesia.

Letjen TNI Ricard Taruli Tampubolon Siap Mengabdi Untuk Kembangkan Olahraga Indonesia

Abdul Majid/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Letnan Jenderal TNI Richard Taruli Horja Tampubolon tak akan pernah meninggalkan bela diri.

Inspektur Jenderal TNI AD itu mengenal bela diri sejak berseragam putih-biru sewaktu di Palembang.

Lama bertugas di Kopassus, Richard makin dekat dengan bela diri.

Kini, ia memiliki banyak pengalaman di bidang keolahragaan.

Baca juga: Chris John: Event Tinju Regular Hampir Tidak Ada Berdampak Bagi Kemajuan Tinju Profesional

Jika dibutuhkan Richard siap mengabdikan diri untuk berkontribusi mengembangkan olahraga di Indonesia.

Richard menceritakan, saat dirinya menginjak masa remaja, dia mulai dekat dengan bela diri.

Khususnya tinju. Ayahnya, Mula Jadi Tampubolon kala itu selaku Ketua Komisi Tinju Sumatera Selatan (Sumsel) menyuruhnya untuk berlatih tinju. 

Lelaki berdarah Batak kelahiran Jakarta, 24 Mei 1969, itu mengaku bela diri mengajarkannya banyak hal.

Tak hanya kekuatan fisik, ketangkasan, tetapi juga mental tak mudah menyerah dalam menghadapi segala rintangan dan strategi bertarung.

"Bela diri prinsipnya sama dengan tentara. Kalau di tentara ada namanya biltus (akronim mengambil keputusan). Kapan harus menyerang, kapan harus bertahan," kata Richard.

Keahlian bela dirinya makin terasah sejak masuk militer. Lulusan Akademi Militer (Akmil) 1992 itu menekuni beragam jenis bela diri, di antaranya silat dan karate.

Setelah bergabung dalam Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Richard makin mendalami bela diri jiu jitsu dan yong moo do. Bela diri, menurutnya, sangat erat kaitannya dengan pembentukan karakter seorang prajurit.

"Bela diri berarti bela bangsa," kata Wadanjen Kopassus periode 2017-2018.

Di sisi lain, Richard juga 'kenyang' akan tugas di berbagai operasi militer. Di antaranya Operasi Timor-Timur, penanganan konflik di Ambon, Maluku, pembebasan sandera kelompok Abu Sayyaf (2016), dan penumpasan kelompok teroris Ali Kalora di Poso. 

Berbekal pengalaman selama bertugas di Korps Baret Merah membuatnya ingin terus membaktikan diri untuk negeri hingga dipercaya menjadi bagian dari tim Latihan Satlak Prima 2011.

Richard diberi tugas khusus membentuk karakter para atlet nasional dan manajer serta tim pelatih untuk menghadapi SEA Games 2011, Jakarta-Palembang. 

"Bersama tim Satlak Prima, kami menyusun kurikulum khusus dari pendidikan militer Kopassus untuk pembentukan karakter untuk atlet. Dari situ akhirnya kami mengerti bahwa pembentukan karakter dan mental sangat penting bagi atlet saat menghadapi pertandingan," kata Panglima Komando Daerah Militer XVI/Pattimura 2021-2022.

Semula, banyak pihak meragukan program pembentukan karakter atlet di Kopassus.

"Banyak orang mengira atlet akan cedera karena dapat porsi latihan ala Kopassus," katanya sambil terkekeh, Tapi, terbukti zero accident," ujarnya.

Bahkan, selama SEA Games para atlet tampil lebih solid, mentalnya jauh lebih kuat, dan bertarung trengginas hingga detik terakhir.

Indonesia pun akhirnya memastikan diri menjadi juara umum SEA Games XXVI dengan meraih 154 medali emas. Disusul Thailand di urutan kedua mengumpulkan 99 medali emas.

Pengalaman tersebut semakin membuka pikiran Richard bahwa membentuk atlet berprestasi tak melulu soal mengasah skill dan kekuatan fisik. Baginya, perencanaan matang, pembentukan karakter dan mental, serta dukungan sport science pun sangat penting.

"Seorang atlet dengan skill hebat sekali pun, ketika berpikir pesimistis sebelum bertanding, sesungguhnya dia sudah kalah saat itu juga,” kata Richard.

Di balik atlet berprestasi, menurutnya, terdapat organisasi dan kepengurusan solid.

Maka, sambungnya, syarat mutlak agar organisasi keolahragaan bisa terus menghasilkan prestasi bagi cabang olahraganya diperlukan pemimpin dengan dukungan kuat dari seluruh ekosistem di dalamnya.

“Misalnya, harus punya tim pelatih hebat, memiliki tim sport science termasuk dukungan tim medis dan masseur mumpuni. Selain itu organisasi tersebut harus memiliki perencaan dan target yang terukur,” tutur jenderal bintang tiga yang dikenal enerjik tersebut.

Saat ditanya apakah dirinya siap mengabdikan diri untuk mengembangkan organisasi di salah satu cabang olah raga? Richard menjawab diplomatis.

“Ketika saya dibutuhkan, saya siap,” kata Richard tegas. 

Seaindainya dipercaya penuh memimpin cabang olahraga, Richard mengaku akan mencurahkan semua pengalaman dan kemampuan terbaiknya demi kemajuan dan prestasi para atlet. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini