Permainan atraktif diperlihatkan oleh Farhan Halim dan kolega untuk mengimbangi Australia yang memiliki keunggulan pada postur.
Sayangnya, keunggulan di awal-awal set pertama tak mampu dimanfaatkan oleh skuad asuhan Jeff Jiang Jie.
Australia mampu mengejar lewat permainan efisien yang diusungnya. Skor imbang menjadi 15-15.
Penyakit lama Timnas voli putra Indonesia pun kambuh seiring banyaknya kesalahan received yang yang dilakukan.
Hal ini berpengaruh kepada Nizar Zulfikar yang kesulitan untuk merangkai serangan.
Passing awal yang kurang maksimal membuat sang setter lebih banyak memainkan open spike. Di mana hal itu menguntungkan Australia karena mudah untuk mengantisipasinya lewat block yang rapat.
Endingnya, Timnas voli putra Indonesia harus takluk di set pertama pada kedudukan 20-25.
Set kedua Indonesia giliran yang tertinggal lebih dulu.
Hamish Hazelden dan kolega meninggalkan perolehan poin Timnas voli putra Indonesia lewat selisih 7 poin.
Margin tersebut mulai terkikis ketika papan skor menunjukkan angka 13-15 untuk keunggulan sementara tim voli putra Australia.
James Wair dan kawan-kawan kembali memperlebar margin menjadi empat angka, skor 15-19.
Timnas voli Indonesia gagal memanfaatkan momentum ketika mereka berhasil mengikis gap perolehan angka.
Memasuki penghujung set kedua, Jeff Jiang Jie melakukan pergantian. Rivan Nurmulki digantikan oleh Agil Angga Anggara.
Set kedua, sementara Timnas voli putra Indonesia tertinggal 18-22.