TRIBUNNEWS.COM - Pembalap Ducati Lenovo Team, Francesco Bagnaia, secara terang-terangan membantah saran dari dua legenda MotoGP, Casey Stoner dan Jorge Lorenzo.
Komentar bernada arogansi dilontarkan Francesco Bagnaia yang menolak masukan dari Stoner dan Lorenzo agar balapan MotoGP memiliki batasan top speed pada motornya.
Menurut kedua legenda MotoGP yang pernah mencicipi manisnya gelar juara dunia ini, batasan speed motor perlu diperjelas guna memberikan keamanan bagi pembalap.
Baca juga: Percuma Marc Marquez Ngotot Tampil Garang di MotoGP 2023, Pecco Bagnaia Tak Akan Terkejar
Pada MotoGP 2023 ini saja, kecepatan motor para rider bisa mencapi 300 km/jam. Tak heran jika kemudian tingkat kecelakaan di musim ini menjadi tinggi presentasenya.
Sebut saja Marc Marquez, pembalap andalan Repsol Honda tersebut sudah mengalami 14 kali crash.
Padahal Marquez dari 8 seri balapan yang berlangsung absen dalam 2 hingga empat seri karena masalah cedera.
Ini menunjukkan bagaimana 'liarnya' kecepatan dari motor yang mengaspal di MotoGP 2023.
Meski tidak serta-merta bisa dipukul rata, namun lewat kacamata Jorge Lorenzo, balapan MotoGP tidak bisa membiarkan motor para pembalap menyentuh angka 400 km/jam.
Pria yang terkenal dengan julukan X-Fuera kemudian menggaransi perlunya batasan demi menjaga keamanan para pembalap.
MotoGP, maupun olahraga berbasis kecepatan seperti halnya Formula 1 dan WorldSuperbike menjadi cabor yang mempunyai tingkat kecelakaan tinggi. Cedera hingga kematian seorang pembalap menjadi sisi hitam yang mengiringi.
"Saat ini motor MotoGP sangat menakutkan. Saat ini mereka melebihi 370km/jam dan jika kita tidak mengerem kita akan mencapai 400 km/jam."
"Saya akan membatasi aerodinamika sebanyak mungkin, mungkin lebih baik akan menghilangkannya sama sekali," saran Jorge Lorenzo, dikutip dari laman Motosan.
Saran serupa juga disampaikan oleh legenda MotoGP asal Australia, Casey Stoner.
Menurutnya, alangklah baiknya jika Dorna kembali memulihkan marwah balapan MotoGP dengan meninggalkan sisi aerodinamiknya.
"Anda harus mengembalikan kendali sepeda motor kepada pengendara sehingga berkendara menjadi spektakuler lagi," papar Stoner.
Namun respons bernada arogansi disampaikan Francesco Bagnaia.
Menurutnya tidak perlu adanya batasan dalam hal speed motor pembalap di MotoGP, termasuk dari sisi aerodinimiknya.
"Sekarang Anda harus mendorong motor hingga batasnya untuk mendapatkan hasil maksimal . Sebelumnya, sebagian besar pengendara yang mengendalikan motor. Di tikungan, jauh lebih mudah tanpa sayap," jelas Bagnaia dikutip dari sumber yang sama.
"Saat berakselerasi, Anda harus lebih banyak menggunakan rem belakang dan lebih banyak bermain dengan throttle. Sekarang, dengan semua alat, Anda harus mendorong semuanya hingga batasnya agar efektif” , jelas juara dunia MotoGP 2022.
Jika Lorenzo dan Stoner menyebut aerodinamika justru membahayakan di balapan MotoGP, namun berbanding terbalik dari opini Pecco Bagnaia.
"Anda lebih cepat dari pengemudi di depan Anda, Anda bisa menyalip."
"Dari segi keselamatan, aerodinamika membantu. Perkembangan aerodinamika berarti kami terus meningkatkan, jadi kami harus terus mengembangkan dan menggunakannya," kata kekasih Domizia Castagnini.
"Soal speed, saya tak gentar dengan seberapa cepat motor itu berakselerasi," pungkas pembalap asal Italia.
(Tribunnews.com/Giri)