Pesan Haru Mantan Rival ke Greysia Polii Saat Datang ke China
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alfarizy AF
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Greysia Polii menerima sejumlah pesan haru dari mantan rivalnya di dunia bulutangkis.
Mantan atlet bulutangkis Indonesia itu baru saja mengisi serangkaian acara di Negeri Tirai Bambu, China.
Peraih medali emas Olimpiade Tokyo itu kembali bersua dengan mantan-mantan rivalnya di sektor ganda putri pada acara tersebut.
Wang Xiaoli, Tang Jinhua, Bao Yixin, dan Li Yinhui, merupakan lawan-lawan terberat Greysia saat masih menjadi pemain.
Wang Xiaoli pun menyampaikan pesan yang menyentuh hati Greysia. Ia memberi selamat atas raihan medali emas Greysia di Olimpiade Tokyo 2020.
Baca juga: Greysia Polii Sebut Ganda Putri Indonesia Masih Kalah Mental dari Wakil Asia Timur
Wang yang dulu berpasangan dengan Yu Yang, tergolong ganda putri unggulan pada masanya.
Sayangnya, mereka tak dapat meraih prestasi puncak saat didiskualifikasi di Olimpiade London 2012.
"Saya sangat senang ketika melihat kamu juara. Kamu berhasil bertahan sampai akhir, sedangkan saya tidak bertahan sampai akhir," kata Wang, dalam keterangan resmi yang diterima Tribunnews, Jumat (11/8/2023).
"Saya tahu perjalanan itu sangat, sangat, sangat tidak mudah. Jadi, ketika kamu menang dan juara, saya sangat turut bahagia. Sekarang saya berdoa semua yang terbaik buat kamu. Bisa bahagia dan selalu menikmati hidup," lanjutnya.
Pencapaian Greysia bersama Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo rupanya memberi kesan tersendiri pada para pebulutangkis China lainnya, Li Yinhui.
Li Yinhui mengatakan dirinya tak menyesali kekalahannya dan Du Yue kala itu, karena Greysia/Apriyani disebutnya memang tampil begitu luar biasa.
"Ketika Greysia akhirnya meraih juara Olimpiade, saya menyadari bahwa kami satu-satunya pasangan yang berhasil mencuri satu game darinya, oh dan satu lagi, yaitu pasangan Jepang," kata Li Yinhui.
Bahkan, Li Yinhui pun mengaku turut terharu ketika menyaksikan Greysia Polii berhasil menyabet medali emas Olimpiade Tokyo.
Li Yinhui pun menyisipkan nama pebulutangkis asal Manado itu di buku yang ia tulis.
"Jadi, tidak ada penyesalan, penampilan mereka juga sangat baik dan pada saat mereka juara, saat itu merasa ikut terharu karena bagaimanapun dia sudah bertahan dalam waktu yang begitu lama," kata Li.
"Seperti salah satu isi buku yang saya tulis, Greysia tidak akan mendapat juara Olimpiade jika dia tidak bertahan sampai akhir," sambungnya.
Sementara itu, Greysia Polii mengatakan bahwa persahabatan yang kini ia jalankan dengan para pebulutangkis China adalah buah dari rivalitas yang sehat.
Rona kebahagian pun diakui Greysia selalu terpancar di sepanjang event yang digagas oleh Victor Sport itu.
"Persaingan di lapangan dulu selalu berisi semangat juang dan rivalitas, kami selalu berkompetisi jadi yang terbaik. Tetapi sekarang, kami melihat kesempatan untuk bekerjasama dalam mendukung olahraga yang kami cintai, dan saling berbagi inspirasi," ujar Greysia.
"Sangat menyenangkan sekali bertemu lagi dengan mereka, walaupun saya sudah setahun tidak main bulutangkis, rasanya seperti nostalgia, tetapi yang ini tentu lebih menyenangkan," sambungnya.