TRIBUNNEWS.COM - PBSI buka suara soal kondisi tubuh Rehan Naufal Kusharjanto yang dianggap kelebihan berat badan menyusul foto perut buncitnya ketika berlaga di China Open 2023.
Dalam foto yang beredar, Rehan sedang mengelap keringat dengan jerseynya ketika sedang diwawancarai bersama pasangannya, Lisa Ayu Kusumawati.
Karena jerseynya terangkat itu, bagian perut Rehan menjadi terlihat jelas. Banyak yang menilai perut Rehan tidak atletis, bahkan tidak ideal untuk seorang atlet yang ingin mencapai level top dunia.
Kondisi fisik Rehan Naufal Kusharjanto ini dikritisi oleh jurnalis olahraga, Ainur Rohman dan menjadi ramai dikomentari oleh warganet yang juga turut mengkritik sang atlet dan juga federasi.
Menanggapi hal itu, Dokter gizi pelatnas PBSI dr Paulina Toding Sp.Gk mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan kembali setelah Rehan kembali ke pelatnas Cipayung.
Baca juga: Update Hasil Hong Kong Open 2023: Kalahkan Anak Asuh Nova Widianto, Rehan/Lisa Segel Tiket 16 Besar
Paulina mengatakan, sebelum berangkat untuk mengikuti China Open, Rehan telah melakukan mengikuti serangkaian prosedur, termasuk melakukan penimbangan berat badan.
Rehan juga melakukan penimbangan untuk mengetahui indeks masa lemak dan otot tubuhnya.
Hasilnya kala itu masih normal, meskipun diakuinya memang mepet ke batas atas.
"Saat Rehan mau berangkat ke turnamen China Open, indeks massa lemak di tubuhnya saat kami ukur hasilnya memang normal, walaupun mepet ke batas atas," ucap Paulina dalam siaran resmi PBSI, seperti dikutip dari Bolasport.
Dalam turnamen China Open 2023 super 1000 itu, Rehan/Lisa langsung tumbang di babak pertama.
Namun saat ini pasangan ganda campuran andalan Indonesia itu kembali tampil di Hong Kong Open dan mencapai 16 besar.
Nantinya, Paulina akan mengecek kondisi Rehan setelah kembali ke pelatnas. Pihaknya akan terus memantau kondisi fisik dari sang atlet.
"Untuk Rehan, pada saat kembali ke pelatnas, tentu dia akan kembali kami cek berapa berat badannya, termasuk massa lemak dan otot tubuhnya."
"Rehan selanjutnya akan mendapat menu khusus serta kami pantau perkembangannya agar berat badan dan massa lemaknya kembali berada di kisaran normal," ucap Paulina.
Baca juga: Buntut Kiritk PBSI Malah Berujung Bully Rehan Naufal, Sampai Batasi Komen Instagram
Dikatakan Paulina, tipe badan seseorang berbeda-beda. Sehingga memang butuh effort yang lebih untuk membentuk tubuh yang sesuai untuk seorang atlet.
"Harus diakui, tipe badan seseorang itu berbeda-beda. Ada yang bawaannya sudah kurus dan atletis, namun ada pula yang berisi, sehingga perlu effort lebih untuk membentuk tubuh yang sesuai untuk seorang atlet," kata dokter gizi pelatnas PBSI itu.
Ia menambahkan, secara umum indeks massa otot dan lemak atlet-atlet di pelatnas, hasilnya baik. Pun demikian untuk massa lemak.
Untuk diketahui, standar indeks massa lemak tubuh untuk atlet putra 10-18 tahun dan 18-26 tahun (putri).
Ini merupakan standar massa lemak di dalam tubuh. Jika kurang dari angka itu, biasanya akan ada perlakuan khusus, seperti menu tambahan dengan minum susu bagi atlet.
"Nutrisi dan gizi semua atlet di pelatnas hari-harinya semua dikontrol. Sudah pasti dengan berdasarkan hasil timbangan yang mencakup komposisi tubuh," aku Paulina.
"Dari situ kami tahu asupan apa yang harus ditambah atau dikurangi untuk atlet tersebut. Misalnya asupan dengan penambahan susu dengan tinggi kalori atau dengan defisit kalori," tutur Paulina.
Baca juga: Pemain Badminton Lisa Soroti Selebrasi Bucin Arhan, Fikri Langsung Beri Respons
Namun meski dalam angka normal, pihaknya tetap mendiskusikan dengan atlet yang bersangkutan apakah sudah cukup nyaman dengan komposisi tubuh tersebut.
Hal ini cukup penting lantaran berpengaruh pada kelincahan, endurance serta power dari sang atlet ketika bertanding nantinya.
Paulina sendiri terus mengedukasi dan meminta kesadaran atlet, terutama saat mengikuti turnamen di luar negeri untuk memperhatikan soal gizi dan nutrisinya, serta dalam memilih makanan yang baik.
"Kendala atlet saat bertanding di luar negeri adalah soal asupan makan banyak. Namun, tidak diimbangi dengan latihan yang berat seperti yang mereka dapatkan sehari-hari di pelatnas."
"Akibatnya, seringkali sepulang dari pertandingan di luar negeri, berat badan atlet cenderung naik," ujar Paulina.
Sementara untuk menu harian atlet di pelatnas, menurutnya sampai saat ini telah diatur secara ketat.
Dari bagian dapur, jauh-jauh hari sudah berbagi informasi tentang beberapa menu yang akan disajikan," kata Paulina.
"Kami cek dulu. Komposisinya harus lengkap mulai dari karbohidrat paling banyak yaitu 40-60 persen, lalu protein 15 persen, dan lemak 25 persen. Kami juga selalu memperhatikan agar menu yang tersedia, rendah lemak," tutur Paulina.
"Tidak hanya nutrisi dan gizi, atlet juga perlu diberi pengetahuan pentingnya cairan dan elektrolit ketika latihan atau bertanding. Setiap atlet yang akan bertanding, selalu kami bekali dengan suplemen yang cukup," jelas dia.
Rehan Tutup Kolom Komentar Instagram
Imbas dari cuitan yang ramai, banyak warganet yang berbondong-bondong menyematkan komentar ke Instagram Rehan.
Tak beri respons berarti, Rehan saat ini hanya membatasi jumlah komentar dalam akun Instagramnya.
Bukan hanya menyasar ke Rehan, warganet juga mencecar lewat Instagram kekasihnya.
Ialah Fhriska Nazulma Putri Edward Susanto yang bak kena apes lantaran masuk dalam sasaran warganet.
Padahal jika kembali menilik ke cuitan Ainur Rohman, dia menyentil PBSI soal tanggung jawab menjaga nutrisi dan fisik atlet.
Sentilan yang diberikan oleh Ainur seiring dengan merosotnya prestasi Rehan/Lisa dalam beberapa waktu terakhir.
Tercatat sejak Malaysia Masters 2023 hingga terakhir China Open 2023, Rehan/Lisa selalu tersingkir di babak pertama dan kedua.
Karena itu mereka tak bisa menjaga ranking BWF untuk berada di 10 besar.
Sejatinya bukan hanya Rehan/Lisa saja yang mengalami penurunan performa.
Namun nyaris seluruh wakil Indonesia di cabor badminton yang mana prestasinya jeblok dalam beberapa waktu terakhir.
Tak heran jika jurnalis kawakan seperti Ainur turut geram lantaran cabor kebanggaan Indonesia malah memble.
Padahal saat ini tengah berlangsung kualifikasi Olimpiade Paris 2024 yang mana wakil Indonesia belum menunjukkan performa terbaiknya.
(Tribunnews.com/Tio/Niken) (Bolasport.com/Delia Mustika)