Sayang, pencoretannya dari skuad Asian Games 2023 menimbulkan polemik, yang harus dibayar mahal dengan target tinggi yang ambyar.
Sebelumnya, manajer Timnas voli Indonesia, Loudry Maspaitella, menyebut minimal Indonesia harus finis di posisi enam besar.
"Kemarin kami di AVC 2019 itu nembus 9 besar dan Asian Games 2018 di enam besar, ya ingginnya sih kali ini enam besar," kata Loudry, dikutip dari BolaSport edisi 9 Agustus lalu.
Namun nasi telah menjadi bubur. Kini PBVSI hanya bisa meratapi kegagalan target yang dibebankan kepada skuad voli putra Indonesia tanpa menyertakan seorang Rivan Nurmulki.
Jika mereview dari pertandingan saat Doni Haryono dan kolega takluk dari China, Indonesia benar-benar kesulitan menghasilkan poin lewat smes clean menyentuh lantai.
Bahkan Agil Angga Anggara yang diplot sebagai pengganti Rivan Nurmulki untuk mengisi pos opposite tambil loyo.
Beberapa kali smes yang dilepaskan pevoli asal Jawa Timur ini gagal menghasilkan poin.
Kendati Agil beberapa kali diberikan tugas dengan posisi serupa, namun masih jauh bagi oppsite Surabaya Samator ini memikul tugas milik Rivan Nurmulki.
Kehadiran Rivan sangat dibutuhkan dalam permainan.
Beberapa kali smes Indonesia yang dikreasikan Jasen Natanel dan Dio Zulfikri mentah begitu saja. Dan Agil beberapa kali terkesan 'tidur' ketika diberikan umpan untuk mengakhiri kebutuhan.
Dari sinilah terlihat jelas bagaimana Timnas voli putra Indonesia sejatinya sangat rindu akan sosok Rivan Nurmulki yang dikenal dengan julukan monster point milik Merah-Putih.
Sebelumnya, Rivan Nurmulki juga absen pada kejuaraan Asian Sr Mens Volleyball Championship 2023, yang berujung target kepada asuhan Jeff Jiang Jie juga gatot alias gagal total.
Asa Rivan Main di Liga Thailand
Momentum tepat dimiliki Rivan Nurmulki untuk kembali mentas di Liga Voli Thailand musim 2023/2024.