News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bulu Tangkis

Menanti Gebrakan PBSI usai Tim Badminton Indonesia Remuk di Asian Games 2023, Perlu Tiru Cara Korsel

Penulis: Isnaini Nurdianti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan pebulu tangkis ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto mengembalikan kok ke arah pasangan pebulu tangkis ganda putra Denmark, Jeppe Bay/Lasse Molhede dalam babak 32 besar Kapal Api Group Indonesia Open 2023 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (13/6/2023). Menanti gebrakan PSBI seusai tim badminton Indonesia gagal total di Asian Games 2023, perlu tiru cara Korea Selatan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN

TRIBUNNEWS.COM - Jebloknya prestasi tim badminton Indonesia di Asian Games 2023 baru-baru ini menjadi sorotan yang ramai diperbincangkan.

PBSI selaku pihak federasi pun tak lepas dari amukan netizen Indonesia.

Bagaimana tidak, untuk pertama kalinya tim badminton Indonesia tak mampu meraih medali satu pun di Asian Games 2023.

Terlebih bagi ganda putra, kekalahan yang dialami Fajar/Rian dan Leo/Daniel menorehkan sejarah kelam bagi Indonesia.

Sejak Asian Games bergulir tahun 1962, ganda putra Indonesia selalu bisa meraih medali.

Baca juga: Tim Badminton Indonesia Gagal Total di Asian Games 2023, Media Malaysia Langsung Pamer Prestasi

Ganda Putra Indonesia Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto bertanding melawan pasangan India Satwiksairaj Rankireddy dan Chirag Shetty pada perempat final Indonesia Open 2023 di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (16/6/2023). Menanti gebrakan PSBI seusai tim badminton Indonesia gagal total di Asian Games 2023, perlu tiru cara Korea Selatan. (Tribunnews/JEPRIMA)

Namun di Asian Games 2023 kali ini, Fajar/Rian maupun Leo/Daniel gagal menyumbang medali.

Fajar/Rian tumbang di perempat final, sedangkan Leo/Daniel sudah gugur di 16 besar.

Jika menilik tiga edisi sebelumnya, ganda putra Indonesia bahkan berhasil menyumbang medali emas.

Kala itu medali emas diraih Markis Kido/Hendra Setiawan tahun 2010, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan tahun 2014, dan terakhir Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo tahun 2018.

Dianggap yang paling bertanggung jawab, PBSI pun dituntut netizen Indonesia untuk berbenah.

Sadar dengan hasil yang tak sesuai dengan harapan, Rionny Mainaky selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI lantas meminta maaf kepada masyarakat Indonesia.

Rionny lalu menambahkan bahwa pihaknya akan segera melakukan evaluasi.

"Saya atas nama tim bulu tangkis Indonesia meminta maaf kepada Kementerian Pemuda dan Olahraga, Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) dan seluruh masyarakat Indonesia atas kegagalan ini. Hasil ini tanggung jawab saya sebagai Kabid Binpres (Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi)," kata Rionny, dikutip dari djarumbadminton.com.

"Tapi izinkan saya untuk menyampaikan evaluasi dan kendala yang dihadapi tim secara lebih utuh, nanti, setelah saya, tim pelatih, dan pengurus, mengadakan rapat setibanya di Jakarta," tambah Rionny.

Lalu, sebenarnya gebrakan apa yang perlu dilakukan PBSI?

Baca juga: Jadwal Badminton seusai Asian Games: Tur Eropa Dimulai, The Daddies Beraksi di Arctic Open 2023

Perlu Tiru Federasi Korea Selatan

Berbicara soal hasil, jelas berkaitan dengan performa yang ditampilkan atlet.

Namun, jebloknya prestasi juga tak 100 persen salah pemain maupun pelatih, melainkan juga dari sisi yang lain misalnya saja federasi atau dalam hal ini PBSI.

Sebelum Asian Games, tim badminton Indonesia disibukkan dengan agenda turnamen yang sangat padat.

Pada Agustus lalu, Fajar/Rian cs beraksi di Kejuaraan Dunia BWF.

Lalu, kiprah mereka kembali berlanjut di China Open dan Hong Kong Open yang bergulir pada September.

Dan faktanya, seluruh pemain Indonesia yang diturunkan di Asian Games 2023 juga mengikuti tiga ajang tersebut.

Dengan jadwal yang sangat padat, tentu berpengaruh ke performa sang pemain.

Apalagi, mereka juga melakoni perjalanan antar negara yang jauh pula, waktu dan tenaga pun terkuras.

Sebut saja Fajar/Rian, mereka turun di Kejuaraan Dunia BWF, China Open, dan Hong Kong Open.

Apesnya, tak ada satu pun gelar yang diraih.

Kembali beraksi di Asian Games 2023, hasil minor justru terulang.

Situasi tersebut berbeda dengan tim Korea Selatan.

Ya, tak ada satu pun pemain Korea Selatan yang dikirim ke Hong Kong Open, turnamen yang digelar tepat sebelum Asian Games 2023.

Dengan harapan, An Se-young cs bisa lebih fokus menatap Asian Games 2023 yang memang menjadi target utama, dibanding dengan Hong Kong Open.

Reaksi An Se Young dari Korea usai laga final tunggal putri melawan Carolina Marin dari Spanyol (tidak terlihat) pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis BWF di Kopenhagen, Denmark, pada 27 Agustus 2023. (MADS CLAUS RASMUSSEN / RITZAU SCANPIX / AFP)

Keputusan tersebut berbuah manis, tim badminton Korea Selatan bisa dikatakan berjaya di Asian Games 2023, meskipun masih kalah dari China.

Di nomor beregu, tim Korea Selatan baik putra maupun putri berhasil meraih medali.

Tim putra meraih medali perunggu, sedangkan putri sukses menyabet emas.

Lalu di nomor perorangan, Korea Selatan kembali pesta medali.

An Se-young berhasil mengamankan medali emas di sektor tunggal putri.

Lalu medali perak berhasil diraih Choi Sol Gyu/Kim Won Ho (ganda putra) dan Baek Ha Na/Lee So Hee (ganda putri).

Kemudian ada Kim So yeong/Kong Hee yong (ganda putri) dan Seo Seung Jae/Chae Yujung (ganda campuran) yang berhasil menyumbang medali perunggu.

Berkaca dari federasi Korea Selatan, PBSI diharapkan bisa lebih memilah turnamen mana yang sekiranya bisa diikuti.

Pastinya, sesuai dengan kualitas turnamen dan target apa yang nantinya ingin diraih.

(Tribunnews.com/Isnaini)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini