TRIBUNNEWS.COM - Honda Racing Corporation (HRC) semakin terpojok setelah Joan Mir membuat pernyataan kejutan yang ingin mengikuti jejak Marc Marquez.
Joan Mir secara blak-blakan ingin meninggalkan Repsol Honda, meski kontraknya di pabrikan Jepang MotoGP masih tersisa satu tahun.
Apa yang disampaikan Joan Mir jelas tamparan keras bagi Repsol Honda.
Juara dunia MotoGP 2020 ini kian mengeskan bahwa Honda memiliki masalah besar dalam pengembangan motor, hingga dua pembalap yang berlabel juara dunia ingin cabut dari tim.
Baca juga: Beda Nasib Marquez dan Rossi saat Tinggalkan Honda, The Doctor Dilarang Ikut Tes Pramusim MotoGP
"Sebelumnya, ketika saya terjatuh saya merasa frustrasi, sekarang saya menyikapinya dengan cara yang berbeda," kata Joan Mir, seperti yang dikutip dari Motosan.
"Saya melihat sisi positifnya dan ini memberi saya kekuatan untuk terus berjuang."
"Saat ini saya sedang berusaha keras, saya pikir saya melaju dengan baik dan tiba-tiba saya terjatuh," ujarnya.
Joan Mir masih belum bisa berbuat lebih banyak saat menunggangi RC213V pada MotoGP 2023. Perjalanan Mir seakan berubah sangat drastis usai menjuarai MotoGP musim 2020.
Bak kehilangan induknya setelah tak lagi bersama Suzuki, pembalap asal Spanyol itu tampak kehilangan arah bersama Honda.
Mir bahkan baru mampu mengumpulkan 24 poin sejauh ini saat musim menyisakan tiga seri balap lagi. Pencapaian yang sangat ironi bagi pembalap yang tiga musim lalu menorehkan tinta emas pada ajang Grand Prix.
Mir mengatakan bahwa dirinya sangat frustrasi yang seringkali terjatuh dari motornya daripada menyelesaikan balapan di garis finis.
Meski demikian, pembalap berusia 26 tahun itu menolak menyerah dan tetap berkomitmen untuk bekerja keras demi kembali meraih hasil terbaik.
Memang benar, status juara dunia yang menderita bukan dialami Mir seorang diri.
Juara dunia 2021, Fabio Quartararo dari Monster Energy Yamaha juga mengalami nasib yang serupa usai kesulitan bersaing di barisan depan.