News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bulu Tangkis

Alasan Pramudya Kusumawardana Gantung Raket di Usia 23 Tahun: Kondisi Mental jadi Penyebab Utama

Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan ganda putra, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan ketika beraksi di Malaysia Open 2023 jadi laga comebacknya setelah absen gegara cedera.

TRIBUNNEWS.COM - Pramudya Kusumawardana akhirnya memutuskan meinggalkan pelatnas bulu tangkis  Indonesia.

Pemain ganda putra Indonesia, Pramudya Kusumawardana memilih gantung raket dari dunia bulu tangkis di usia 23 tahun.

Setidaknya Pramudya menjelaskan empat alasan mengapa dirinya mundur dari bulu tangkis Indonesia.

Poin pertama, Pramudya menekankan masalah mental menjadi alasan utama dirinya hengkang setelah 5 tahun mengabdi membela bulu tangkis Indonesia bersama PBSI.

Komentar-komentar di media sosial menjadi pengaruh besar bagi mental Pramudya Kusumawardana hingga saat ini.

"Saya akun mundur dari PBSI dan Badminton Indonesia," buka Pramudya dikutip dari kanal YouTube Badminton Indonesia.

"Poin pertama adalah mental health (kesehatan mental) saya dalam kondisi yang tidak bagus,"

"Dan ini (sudah) terjadi dalam waktu yang lama terjadi di day to day life saya."

"Jadi saya harus mengistirahatkan diri saya sebentar yang dimana bisa mengganggu agenda PBSI dan orang-orang yang bekerja sama dengan saya," terangnya.

Baca juga: Selamat Berpisah Pramudya Kusumawardana, Jasamu Takkan Terlupakan di Ganda Putra Indonesia

"Kedua pendidikan, saya masih mementingkan pendidikan. Ada hubungannya dengan poin pertama saya, sebagian orang sudah tahu saya akan mengambil studi sports science and sports psychology,"

"Poin ketiga adalah perebutan Olympic adalah tujuan dan impian semua atlet, kalau ditanya 'mau main Olympic?' mau. Tapi banyak hal yang disiapkan, bukan semata-mata (bisa) masuk Olympic dan selesai."

"Indonesia sudah mencetak banyak medali Olympic, saya rasa saya tidak punya kapabilitas yang cukup untuk memenuhi standar atlet Olimpic berdasarkan statistik, progres permainan, dan kesempatan terutama membawa nama Indonesia yang mempunyai historis dan target yang besar,"

"Dan keempat sebagai manusia biasa yang memiliki pemikiran yang bermacam-macam."

"Seperti manusia pada umumnya saya mempunyai impian dan target sendiri, dan mengetahui kondisi saya sendiri, dan kapan saya mengambil keputusan. Menurut saya empat poin itu sih," terang Pram.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini