TRIBUNNEWS.COM - PBSI dalam program Diksi Media Indonesia melakukan blunder ketika bicara soal raihan prestasi, Minggu (31/12/2023).
Dalam program tersebut, Host Hariyanto Boejl selaku jurnalis Media Indonesia dan Agung Firman Sampurna selaku ketua umum PBSI salah dalan berbicara raihan prestasi.
Kesalahan itu yang membuat nama PBSI ramai dibicarakan hingga menduduki kolom trending di Twitter.
Baca juga: Alasan Ketum PBSI Bantah Prestasi Badminton Indonesia Alami Kemerosotan
Obrolan tersebut kurang lebih soal raihan gelar dari level super 1000 yang dianggap belum didapat.
Padahal faktanya ketika kita melihat rangkuman BWF, wakil Indonesia meraih dua gelar level super 1000.
Kala itu lewat Fajar Alfian/Rian Ardianto saat masih menduduki ranking 1 dunia pada awal tahun 2023.
Fajar/Rian berhasil meraih dua trofi dari dua turnamen prestisius kala itu bertajuk All England dan Malaysia Open.
Sayang, raihan itu bak dilupakan oleh PBSI lantaran disebutkan bahwa wakil Indonesia nirgelar di level super 750.
Bukan hanya itu, ada kesalahan penyebutan pula soal raihan gelar dari level super 750.
Di mana keduanya yang bicara dalam program tersebut hanya bicara soal raihan Jonatan Christie.
Rangkuman Tribunnews dari laman BWF, Anthony Ginting pun pernah naik podium tertinggi di super 750.
Kala itu Ginting tampil di turnamen bertajuk Singapore Open 2023 yang mana levelnya baru saja di-upgrade oleh BWF tahun 2023 ini.
Seharusnya, jajaran petinggi PBSI sudah mengerti bahwa ada perubahan dari segi level turnamen.
Sehingga, tidak ada kesalahan dalam penyebutan raihan gelar di level super 750.