TRIBUNNEWS.COM - Skandal bullying melibatkan pemain AI Peppers yang menyeruak di Liga Voli Putri Korea Selatan 2023/2024, menghadirkan fakta baru. Lee Da-yeong disebut sebagai Dewi Voli Korea, bereaksi atas insiden tersebut.
Pemain senior AI Peppers (A), diduga melakukan perundungan kepada dua pemain juniornya, B dan C, selama kompetisi musim lalu berlangsung.
Kedua pemain junior itu pun memutuskan keluar dari AI Peppers setelah Liga Voli Putri Korea 2022/2023 rampung.
Namun baru-baru ini, kasus bullying yang dilakukan pemain senior AI Peppers dilaporkan oleh pihak klub ke Federasi Bola Voli Korea Selatan (KOVO).
Federasi pun akan menggelar pertemuan untuk memutuskan sanksi yang akan diberikan jika si pemain terbukti melakukan kesalahan.
Hanya saja kasus tersebut masih menggantung dan belum ada keputusannya. Tribunnews kemudian merangkum berbagai fakta atas skandal tersebut yang dilansir dari berbagai sumber.
1. Panggil Pelaku dan Korban
Komite Disiplin Olahraga di Korea Selatan mengambil sikap tegas adanya kasus bully yang terjadi di tim AI Peppers.
Jumat (23/2/2024), Komite Disiplin Olahraga bersama KOVO memanggil terduga pelaku dengan dua korban untuk mendengarkan masing-masing keterangan.
"Komite Disiplin memanggil pemain A (pelaku) dan dua korban yang merupakan juniornya saat masih di tim AI Peppers untuk dimintai keterangan," bunyi pernyataan media Korea Selatan, Chosun.
"Korban menuntut adanya ganti rugi dan pertanggung jawaban atas tindak bullying yang dilakukan A," lanjut keterangan Chosun.
Baca juga: Liga Voli Putri Korea - Skandal Pelecehan Guncang AI Peppers, KOVO Gelar Investigasi
2. Keputusan Menggantung
Masih dari laporan media yang sama, KOVO bersama Komite Disiplin Olahraga di Korea Selatan tidak bisa langsung memberikan keputusan terkait aduan korban.
"Kami meninjaunya dengan cermat, tetapi untuk lebih memahami faktanya, kami memutuskan untuk mengakhiri pertemuan hari itu," terang pernyataan KOVO, dilansir laman Chosun.
Baik Komite Disiplin maupun KOVO akan kembali membuka pertemuan untuk membahas mengenai sanksi maupun putusan yang akan dijatuhkan kepada A, yang merupakan pemain senior di AI Peppers.
"Kami akan melanjutkan sidang pada 27 Februari nanti mulai pukul 9 pagi."
Tindakan bullying, khususnya dari kalangan atlet begitu mendapatkan sorotan tajam di Negeri Ginseng.
Bukan kali pertama bagi atlet yang melakukan tindakan tak pantas seperti perundungan, akan mendapatkan hukuman sanksi sosial hingga vakum dari kompetisi dalam negeri.
3. Pantik Perhatian Dewi Voli Korea
Satu di antara pelaku bullying yang hingga kini belum bisa diterima oleh publik Korea Selatan ialah Lee Da-yeong.
Yap, setter yang dijuluki sebagai Dewi Voli Korea ini harus merasakan bagaimana beratnya hukuman akibat tindak bully yang pernah dia lakukan.
Lee Da-yeong pernah melakukan perundungan semasa masih duduk di bangku SMP.
Buntut dari kehebohan kabar soal skandal itu, Da-yeong kemudian tidak aktif sebagai atlet dan keluar dari klub Heungkuk Life Insurance Pink Spiders. Bahkan kembarannya, Lee Jae-yeong juga terkena imbas dikeluarkan dari tim.
Padahal Jae-yong tidak ikut melakukan tindakan bullying tersebut.
Kini, Da-yeong pun harus menerima sanksi sosial. Selain dikucilkan di negeranya sendiri, pevoli yang pernah menjadi setter nomor satu di Timnas voli putri Korea Selatan ini terpaksa berkarier di luar negeri.
Dia harus menjalani abroad karena di-banned dari kompetisi V-League Korea Women Volleyball.
Baru-baru ini melalui unggahan di media sosialnya, setter yang bermain bagi tim voli Prancis, Volero Le Canne, mengunggah kasus bully yang tengah terjadi di tim AI Peppers.
Dalam unggahannya di media sosial Instagram, pevoli berusia 27 tahun tersebut mengunggah potongan artikel soal perundungan yang melibatkan pemain senior AI Peppers dan juniornya.
(Tribunnews.com/Giri)