TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua PUWSI (Perkumpulan Usaha Wisata Selam Indonesia), Arief Yudo Wibowo menghimbau operator Scuba Diving memberikan pelayanan berkualitas dan peduli keselamatan, karena olahraga scuba diving itu sangat khusus dan beresiko tinggi.
Himbauan ini disampaikan, karena alam bawah laut Indonesia adalah salah satu destinasi selam favorit di dunia.
"Dampak buruk dari operator yang tidak professional dalam pelayanan dan dalam prosedur keselamatan tentunya juga berimbas kepada destinasi yang bersangkutan, dan Indonesia secara keseluruhan," ujarnya Selasa (27/2/2024).
Beberapa waktu lalu, muncul komplain dari instruktur scuba diving mengenai perilaku operator diving di Bangsring Underwater, Banyuwangi, Jawa Timur yang kurang peduli terhadap keselamatan dan rendahnya layanan.
Salah satu komplain itu ketika para penyelam di level Open Water yang baru mendapatkan sertifikat diving, di antar oleh guide lokal Bangsring Underwater ke kedalaman 27 meter.
Padahal, sesuai aturan World Recreational Scuba Training Council (WRSTC) yang diikuti oleh agensi penyelaman ternama seperti NAUI, PADI, SSI, PSS, Possi, batas maksimumnya hanya 18 meter.
"Yang memandu dan menemani kami itu sembrono. Anak-anak pemula ini dibawa sampai 27 m. Tidak prosedural dan membahayakan," kata Ika Morisco dari Komunitas Selam Yogya.
Instruktur NAUI, Hendrata Yudha, juga mengalami pelayanan yang buruk dimana dive operator Bangsring Underwater, tidak menyediakan tabung selam sesuai yang disepakati dan tabung belum terisi.
"Saya order 18 tabung, namun begitu sampai ke lokasi belum satupun tabung yang diisi udara minimal 200 Bar. Jadi kami menunggu setengah harian agar tabung diisi udara," jelasnya.
Menurut Hendrata, waiver liability (surat pernyataan keselamatan) penyelam yang biasanya wajib diisi oleh penyelam, juga tidak tersedia.
Dan kondisi tabung belum di hidrostatik test dalam jangka waktu 5 tahun terakhir, beberapa tabung juga ada kebocoran di valve penutup udara. Dengan kondisi tersebut, PUWSI, Arief Yudo menyatakan turut prihatin dan menjadi perhatian bagi teman teman di PUWSI untuk memilih rekan dive operator yang profesional di destinasi.
"Kami juga menghimbau agar teman teman di destinasi dapat seluruhnya bergabung ke PUWSI sehingga bisa saling bertukar informasi, hormat menghormati dan dapat menerapkan saling belajar mengenai best pratices dalam industri Selam," jelas Aried.
PUWSI akan pelajari sehingga salah satunya kedepan dapat menjadi perhatian terutama dalam pembahasan audit operator wisata selam yang masuk dalam kategori wisata menengah tinggi.