TRIBUNNEWS.COMĀ - Permasalahan Viktor Axelsen (Denmark) menuju Olimpiade Paris 2024 adalah kondisi fisiknya yang tidak sebugar ketika merebut emas di Tokyo pada tahun 2020 lalu.
Jagoan Denmark yang berstatus juara bertahan menerangkan dirinya tidak ingin memikirkan kondisi fisik maupun cedera yang menimpanya jelang mentas di Olimpiade Paris 2024.
Bagi Axelsen, dirinya mewajarkan perubahan yang terjadi pada dirinya sebab seiring waktu usianya turut bertambah dan tak lagi muda.
Kendati demikian eks ranking 1 dunia tetap mempersiapkan gelaran empat tahunan di Paris 2024 nanti dengan manis.
Terlebih dia masih memiliki peluang besar untuk merebut medali emas keduanya di Olimpiade Paris 2024.
"Anda tidak perlu memikirkan cedera jika ingin mempersiapkan diri (untuk Olimpiade) dengan baik. Saya dikelilingi orang-orang baik dan saat ini, kondisi fisik saya baik," papar Axelsen dilansir France24.
"Kami bermain sepanjang waktu (di BWF World Tour). Saya beruntung bisa melaju jauh di banyak turnamen, saya berlatih keras dan saya berusia 30 tahun, jadi jelas bahwa tubuh saya tidak pulih seperti saat saya masih berusia 16 tahun," katanya menambahkan.
Kiprah Axelsen di turnamen sekaliber Olimpiade tak perlu diragukan lagi.
Sejak debut di Olimpiade Rio 2016, kompatriot Anders Antonsen telah mengamankan medali perunggu.
Edisi selanjutnya ketika bermain di Olimpiade Tokyo 2020, Axelsen langsung menyabet medali emas pertamanya.
Tak pelak kini Axelsen yang masih dalah level terbaiknya mengais asa untuk bisa kembali naik podium tertinggi.
Hanya saja jika kembali bicara soal kondisi fisik Axelsen, hal itu sempat dikhawatirkan oleh Jens Meibom selaku pejabat bulu tangkis Denmark.
Dia sudah mengetahui memang atlet bersua 30 tahun itu tidak seprima ketika masih belia ketika mempersiapkan Olimpiade Paris 2024.
Baca juga: Viktor Axelsen Ungkap Tantangan Terberat dalam Mempertahankan Medali Emas di Olimpiade Paris 2024
"Memang benar Viktor (Axelsen) mengalami sejumlah masalah fisik, bahkan lebih parah daripada saat persiapan Olimpiade terakhir," kata Jens Meibom.