Namun tidak bisa dipungkiri, rintangan berat mengadang Gregoria untuk menembus laga final.
Andai bisa mengatasi Ratchanok Intanon, lawan yang dihadapi dalam perebutan tiket final antara Akane Yamaguchi (6) dan An Se-young sebagai unggulan pertama.
Berkaca dari rekam jejak, baik menghadapi Akane ataupun An Se-young, Jorji secara head to head kalah telak.
Meski demikian, bukan tak mungkin Gregoria Mariska Tunjung mengukir kisah sensasional menapakkan kakinya di laga puncak.
Dalam perebutan medali emas, dari bracket bawah lawan yang bisa dihadapi antara He Bingjiao (China), Chen Yufei (China), Aya Ohori (Jepang) atau Carolina Marin (Spanyol).
Kini, Jorji diharapkan fokus untuk mengatasi perlawanan Intanon. Jika skenario manis menembus semifinal terealisasi, maka ada rekor yang dapat diukir pebulutangkis berusia 24 tahun ini.
Dia menjadi pebulutangkis tunggal putri pertama Indonesia yang lolos ke semifinal badminton Olimpiade Paris sejak 16 tahun silam.
Tunggal putri Merah-Putih terakhir yang melangkah ke laga semifinal badminton Olimpiade ialah Maria Kristin Yulianti. Dia gagal menggapai laga final setelah takluk dari Zhang Ning (China) lewat kedudukan 21-15, 21-15.
Maria Kristin Yulianti mampu mengakhiri Olimpiade Beijing 2008 dengan meraih medali perunggu, setelah mengalahkan wakil China Lu Lan dengan skor 1-2 (21-11, 13-21, 15-21).
Prestasi ini yang paling dekat bisa digapai Gregoria Mariska Tunjung.
Menariknya, Jorji bisa mengukir rekor lain jika mampu melangkah lebih jauh pada Olimpiade kali ini. Di antaranya ialah menyamai prestasi Mia Audina (medali perak, Olimpiade Atalanta 1996) dan Susi Susanti (medali emas, Olimpiade Barcelona 1992).
Bagan Badminton Semifinal Badminton Tunggal Putri Olimpiade Paris 2024
(Tribunnews.com/Giri)