News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Olimpiade Paris 2024

Unggulan Teratas Tunggal Putra Bak Kena Kutukan, Sulit Raih Medali Emas Olimpiade

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Shi Yuqi dari Tiongkok kembali melawan Anthony Sinisuka Ginting dari Indonesia pada final tunggal putra turnamen bulu tangkis Piala Thomas dan Uber di Chengdu, di provinsi Sichuan barat daya Tiongkok pada 5 Mei 2024. (WANG Zhao / AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Shi Yuqi menjadi bukti terbaru sulitnya tunggal putra ranking satu dunia sekaligus unggulan teratas, meraih medali emas Olimpiade.

Beban yang dipikul Shi Yuqi justru berujung pada pencapaian terburuk tunggal putra China dalam 20 tahun terakhir.

Shi Yuqi yang digadang-gadang bakal memenangkan medali emas di Olimpiade Paris 2024 malah membuat banyak penggemar Badminton China kecewa.

Pebulutangkis 28 tahun itu kandas di babak perempat final dari wakil Thailand Kunlavut Vitidsarn, yang akhirnya keluar sebagai juara kedua meraih medali perak.

Penampilan impresif Shi Yuqi sepanjang 2024 ini seakan tak berarti apa-apa di depan Kunlavut yang menjadi unggulan kedelapan.

Sepanjang tahun ini, Shi Yuqi telah memenangkan empat turnamen, mulai dari India Open, France Open, Singapore Open dan Indonesia Open.

Tak hanya itu, di Piala Thomas Shi Yuqi juga menyapu bersih setiap laga yang ia mainkan dengan kemenangan.

Baca juga: Update Ranking BWF Pasca-Olimpiade: Gregoria Ajek, Jojo Tergusur, Axelsen Kejar Shi Yuqi

Enam kemenangan yang diraihnya akhirnya membantu China menjuarai Piala Thomas 2024, mengalahkan Indonesia di final.

Namun, rupanya hal itu belum bisa membuatnya naik ke podium tertinggi dengan meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024.

Junior Lin Dan itu bak belum bisa memecahkan kutukan pada sektor tunggal putra, di mana unggulan teratas sulit untuk meraih medali emas.

Menilik ke belakang di Olimpiade Tokyo 2020, medali emas kala itu diraih oleh Viktor Axelsen dengan mengalahkan Chen Long di final.

Padahal kala itu unggulan teratas dipegang oleh Kento Momota. Prestasinya lebih jeblok. Atlet asal Jepang itu gagal lolos dari fase grup.

Nasib lebih ngenes dialami oleh legenda Malaysia, Lee Chong Wei. Dua kali ia menempati unggulan teratas, bahkan secara beruntun di Olimpiade London 2012 dan Rio 2016.

Di Olimpiade Rio 2016 juaranya adalah Chen Long, sedangkan London 2012 adalah Lin Dan.

Baca juga: Sorotan Badminton Olimpiade Paris 2024: Shi Yuqi Berakhir Tragis, Tragedi China 2 Dekade Terulang

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini