News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ukir Sejarah di Olimpiade Paris, Raja Sapta Oktohari Minta Seluruh Cabor Mulai Tatap Olimpiade 2028

Penulis: Abdul Majid
Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Caption: Kontingen Indonesia saat defile penutupan Olimpiade Paris 2024 di Stadion Stade de France, Paris, Prancis, Minggu (11/8/2024). dok: NOC Indonesia

Ukir Sejarah di Olimpiade Paris, Okto Minta Seluruh Cabor Mulai Tatap Olimpiade 2028

TRIBUNNEW.COM, JAKARTA – Kontingen Indonesia finish pada peringkat ke-39 pada gelaran Olimpiade Paris 2024 dengan mengemas dua medali medali emas dan satu perunggu.

Capain ini sekaligus mengulang raihan 32 tahun silam di mana Indonesia kala itu juga sukses meraih dua medali emas Olimpiade 1992 Barcelona melalui Susy Susanti dan Alan Budikusuma dari bulutangkis.

Dua medali emas yang didapatkan Indonesia juga menjadi sejarah baru bagi olahraga Indonesia karena didapatkan dari cabang olahraga panjat tebing dan angkat besi.

Medali Emas pertama disumbangkan Veddriq Leonardo yang turun di nomor speed putra cabang olahraga sport climbing.

Berselang hampir sembilan jam kemudian, giliran Rizki Juniansyah dari cabang olahraga angkat besi kelas 73kg yang meraih medali emas kedua buat Tim Indonesia.

Sedangkan satu medali perunggu diperoleh Gregoria Mariska Tunjung di cabang olahraga badminton nomor tunggal putri.

Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari mengucap syukur atas hasil akhir yang diraih Tim Indonesia di Olimpiade Paris 2024.

"Alhamdulillah, Olimpiade sudah sampai di akhir, Saya ucapkan terima kasih untuk atlet, pengurus cabor, pemerintah dan semua supporting sistem. Apresiasi tinggi juga untuk Bapak Angkat Besi, Djoko Pramono dan Korps Marinir yang telah memberikan fasilitas latihan terbaik buat angkat besi sehingga bisa mencetak prestasi di Olimpiade,” ucap Okto, sapaan karib Raja Sapta Oktohari.

Tak hanya itu, Okto juga menyebut bulutangkis sudah memberikan hasil maksimal lewat capaian perunggu.

Ini menandakan bulutangkis masih menjadi cabor yang tak luput dari perolehan medali buat Indonesia di Olimpiade.

“Banyak sejarah yang tercipta. Masih ada waktu dua tahun dan kita ajak lagi cabor lain untuk bisa lolos kualifikasi Olimpiade Los Angeles 2028. Dan tidak lupa kita juga akan bersiap untuk menjadi tuan rumah Youth Olympic Games 2030,” imbuhnya.

Raihan dua emas satu perunggu sekaligus membawa Indonesia menempati peringkat 39 di klasemen perolehan medali. Hasil ini lebih baik dibanding pencapaian di Tokyo 2020 di mana Tim Indonesia menempati peringkat 55 di dunia.

"Tentu untuk rangking Indonesia dari 55 ke 39 ini perubahan yang signifikan. Penantian 32 tahun dapat dua emas dan diraih dari cabang diluar badminton. Ini artinya olahraga Indonesia semakin besar dan disegani tidak hanya di badminton saja, tapi diluar badminton kita bisa mengalahkan dua negara besar Amerika Serikat dan Cina,” kata Chef de Mission (CdM) Anindya Bakrie.

CdM Anindya berharap Tim Indonesia bisa meloloskan lebih banyak atlet dari berbagai cabang olahraga untuk membuka peluang raihan medali emas yang lebih besar.

"Dari 12 cabor yang terkualifikasi, kita dapat tiga medali dari tiga cabang olahraga. Tentu ini hasil yang manis. Untuk bisa masuk G-20 olahraga, paling tidak kita harus bisa meraih 5 medali emas. Tinggal kita cari tiga lagi. Evaluasi harus segera dilakukan, infrastruktur sudah ada dari Pak Jokowi dan tinggal dilanjutkan oleh Pak Prabowo sebagai Presiden terpilih. Semoga semua stakeholder olahraga bisa bersatu dan meraih hasil lebih baik lagi di Olimpiade 2028 Los Angeles,” pungkasnya..

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini